Pantai Lagoi Tercemar Limbah Minyak Hitam

Pantai Lagoi Tercemar Limbah Minyak Hitam

Limbah hitam di pantai Lagoi, Bintan, yang menerpa pantai beberapa hari terakhir (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Bintan - Pantai Kawasan Pariwisata Lagoi, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, dilanda tumpahan limbah minyak hitam (sludge oil), Selasa (9/1/2018). Akibatnya, tiga resort dan penakaran penyu mengalami kerusakan dan kotor.

Resort yang paling besar terkena dampaknya adalah Nirwana Garden's Resort, Sanchaya, dan Angsana. Kemudain juga penakaran penyu di Laguna Bintan.

"Pemandangan limbah minyak hitam di pantai ini sudah biasa. Karena tindakan dari pemerintah setempat juga tidak ada," ujar salah satu warga Kampung Baru Lagoi, Sapri.

Bagi kapal-kapal asing yang melintasi Selat Singapura (perairan internasional). Musim angin utara yang melanda Bintan merupakan waktu yang tepat untuk meraup keuntungan dan waktu.

Karena arus dan angin yang kencang inilah membuat pengawasan di perairan perbatasan lengah. Sehingga kapal-kapal asing dengan mudahnya membuang limbah yang sudah dicampur bahan kimia itu ke laut. 

Limbah yang berwarna bening itupun terbawa arus hingga sampai ke pantai. Ketika itu juga limbah berubah menjadi cairan berwarna hitam dan berbentuk gumpalan.

"Kalau limbah itu dibuang di tempat penampungan, otomatis biayanya sangat besar. Jadi dari pada keluarin banyak uang, mereka manfaatin cuaca buruk ini untuk buang limbah," katanya.

Bapak tiga anak ini berharap pemerintah daerah dan pusat segera bertindak. Jangan sampai laut milik NKRI ini dijadikan septictenk oleh kapal-kapal raksasa milik negara asing.

"Kita harapkan pemerintah segera mengambil langkah tegas. Jangan sampai pembuangan limbah ini menjadi genda rutin tahunan bagi kapal-kapal asing di laut internasional," jelasnya.

Pengelola Pelestarian Penyu milik Angsana Resort, Renal membenarkan jika limbah minyak hitam sudah melanda kawasan ini. Namun, pihak hotel langsung melakukan pembersihan karena turis merasa terganggu atau tidak nyaman.

"Sejak pagi sudah kami bersihkan. Bahkan kami pasang tanda larangan bermain di pantai saat aktivitas pembersihan itu berjalan. Karena turis merasa terganggu dengan keberadaan limbah itu," katanya.

Usai membersihkan limbah-limbah itu dari pantai dan kandang penyu. Selanjutnya, limbah itupun dibuang ke dalam sebuah drum pemberian pemerintah sejak 2017 lalu.

"Pemerintah sudah memberikan perhatian. Yaitu menyediakan drum penampungan limbah. Drum berisikan limbah itu juga akan dijemput oleh petugas khusus dari pemerintah," ucapnya. 

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews