Ustaz Abdul Somad tak Persoalkan Pengadangan Dirinya: Kita Semua Saudara

Ustaz Abdul Somad tak Persoalkan Pengadangan Dirinya: Kita Semua Saudara

Ustaz Abdul Somad. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Bali – Ustaz Abdul Somad akhirnya bisa melanjutkan safari dakwahnya di Bali dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ustaz Abdul Somad kembali berdakwah setelah terjadi kesepakatan antara Ustaz Somad dan kelompok yang menolak kehadirannya.

Ditemui di Hotel Aston Denpasar, Ustaz Somad terlihat tetap tenang. Ia menegaskan tak mempersoalkan mendapat perlakuan demikian oleh orang-orang yang disebutnya saudara.

"Kita semua saudara senegara, NKRI," kata Somad, Jumat (8/12/2017). 

Ia menuturkan, meski tak seiman dengan massa demonstran, tapi Ustaz Somad tetap merasa seperti saudara dengan siapa pun. "Mungkin kamu bukan saudaraku seakidah, tapi pasti saudaraku satu negara," tegas Ustaz Somad. 

Ustaz Somad ditolak karena dianggap penceramah yang anti kebhinekaan dan anti-NKRI.

Ustaz Abdul Somad sudah membantah tudingan itu. Ia mengaku sebelum berangkat belajar ke Mesir pada 1998, ia telah lulus uji Pancasila dan penataran P4 sebagaimana disyaratkan.

Hal itu pula yang ditegaskan Direktur LBH Pusat Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia (PAHAM) Cabang Bali, Ustaz Ahmad Baraas. Menurutnya, Ustaz Somad merupakan salah satu ulama terkemuka di Indonesia. 

"Dia menjelaskan, agama Islam menjadi mudah dipahami umat. Walaupun beliau pengurus NU, hujjah-hujjah agamanya dapat diterima oleh umat Islam dari organisasi berbeda," kata Baraas, Sabtu, 9 Desember 2017.

Menurutnya, gaya ceramahnya dengan bahasa lugas membuat kajian-kajian Ustaz Somad sangat mudah dimengerti pendengarnya dari berbagai lapisan umur dan masyarakat. Dalam berdakwah, Ustaz Somad selalu merangkul, mempertemukan berbagai pandangan berbeda dengan hujjah-hujjah yang kuat dan mendasar.

"Oleh mereka yang tidak paham, sikap merangkul ini diartikan seakan-akan Ustaz Somad mendukung kelompok tertentu," ujarnya. 

Ustaz Baraas mengatakan, sejumlah orang yang menolak kehadiran Ustaz Somad merupakan mereka yang mengasosiasikan ustaz lulusan Mesir itu menjadi kelompok atau bagian dari yang selama ini disebut anti-NKRI.

Padahal, kata Baraas, jika massa pendemo tahu riwayat hidup Ustaz Somad yang sebenarnya, mereka pasti akan terkejut dan tak akan berani menuduhnya anti-NKRI. Karena, Ustaz Somad merupakan ulama yang giat berjuang mengajarkan masyarakat untuk cinta pada NKRI.

"Jika para pendemo mengetahui sebelumnya dan punya informasi lengkap tentang Ustaz Somad, hujatan tidak akan mereka lakukan. Ustaz Somad dikenal sebagai salah satu ulama yang giat masuk ke pedalaman Sumatera menjelaskan kepada masyarakat setempat tentang NKRI dan mengajak mereka untuk mempertahankannya," kata Ustaz Baraas.

Di negara hukum, menghalangi orang berdakwah kepada umatnya sudah barang tentu bertentangan dengan undang-undang. "Seyogyanya tabayyun atau check and recheck sebelumnya," ucapnya.

Di sisi lain, cendekiawan muda Muslim Bali, Achmad Baidhowi menuturkan, apa yang menimpa Ustaz Somad sesungguhnya mencederai semangat persaudaraan sebagai sesama anak bangsa.

Ketua Bidang Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Provinsi Bali itu mengatakan, seharusnya kehadiran Ustaz Somad ke Bali dijadikan ajang untuk tabayyun (konfirmasi) jika ada elemen masyarakat yang selama ini tidak sependapat dengan beberapa isi ceramahnya.  

Bagi dia, apa yang dipertontonkan elemen yang menolak kehadiran Ustaz Abdul Somad tak mendidik dan menjadi momok buruk bagi semangat persatuan di Indonesia. 

(ind)
 


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews