Para Lansia Mulai Mengancam Singapura

Para Lansia Mulai Mengancam Singapura

Ilustrasi lansia di Singapura. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Singapura - Tahun 2018 akan jadi tahun berbahaya bagi struktur populasi Singapura. Menurut ekonom United Overseas Bank Ltd, Francis Tan, pada 2018, populasi warga di atas usia 65 tahun akan sama dengan populasi warga berusia di bawah 15 tahun, untuk pertama kalinya. 

Perubahan struktur populasi ini akan memaksa Singapura mengubah regulasi pajak, imigrasi, hingga layanan sosial.

''Singapura tengah menghadapi tantangan ekonomi dan sosial terberat seiring pertumbuhan populasi lansir yang makin besar,'' kata Tan seperti dikutip Bloomberg, Rabu (6/12/2017).

Pada tingkat ini, populasi lansia di Singapura akan dua kali lebih banyak dibanding populasi termuda pada 2030. Gambaran itu disebut mirip dengan kondisi populasi Jepang pada 2016. Penggunaan data pertumbuhan tahunan oleh Tan membuat pemerintah Singapura masih punya harapan dalam satu dekade ke depan.

Selain harus akan ada penyesuaian regulasi, Tan menyatakan perubahan struktur populasi ini akan berdampak pada berkurangnya PDB karena produktivitas penduduk ikut menurun. Maka, tak mengherankan bila pemerintah Singapura menyatakan kenaikan pajak adalah soal waktu. Singapura akan menaikkan pajak barang dan jasa menjadi delapan persen dari tujuh persen.

''Meski populasi manula jadi bom waktu yang mulai berdetak pada 2018, populasi produktif masih cukup menopang ekonomi. Tapi, kondisi itu tidak akan selamanya,'' ungkap Tan.

Pemerintah Singapura baru-baru ini menetapkan usia pensiun saat warganya berusia 63 tahun. Namun selepas itu, mereka bisa bekerja paruh waktu untuk mengisi kegiatannya selama masa pensiun. 

"Di negara ini banyak orang-orang tua bekerja, orang luar tanya apa pemerintah tidak tega lansia tapi disuruh jadi cleaning service bersihkan toilet, atau bekerja di Mc Donald (cepat saji). Itu kebijakan 4 tahun lalu, pemerintah bolehkan usia pensiun bekerja lagi," kata Salamah dilansir detikcom, Juli lalu. 

Ide itu, kata dia, dicetuskan oleh Lee Kuan Yew agar para lansia bisa tetap bugar. Pekerjaan setelah pensiun bersifat sukarela dengan jam kerja lebih sedikit.

"Ini Lee Kuan Yew, dia bilang orang tua begitu masa pensiun itu cepat bosan. Satu bulan enak, tapi sebulannya lagi di rumah terus kurang menyenangkan dan bisa buat cepat pikun. Jadi siapapun, manajer sampai supir taksi, bisa bekerja paruh waktu. Tapi di maksimal 6 jam saja," ungkap Salamah. 

Diungkapkannya, rata-rata upah yang diterima para pekerja lansia di Singapura yakni sama dengan pekerja lepas lain yakni SGD 30 per jam atau Rp 294.600 (kurs Rp 9.820). 

"Memang uangnya tidak banyak, tapi untuk kesibukan saja setelah pensiun. Mereka sifatnya sukarela saja, mau pensiun diam di rumah saja tak masalah," ujar Salamah. 

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews