BI Bedah Pertumbuhan Ekonomi Kepri, Konsumsi Rumah Tangga Beri Pengaruh

BI Bedah Pertumbuhan Ekonomi Kepri, Konsumsi Rumah Tangga Beri Pengaruh

Pelabuhan ferry internasional Batam Centre (Foto: ist)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pertumbuhan Ekonomi Kepri Triwulan III sebesar 2,41 persen dipengaruhi oleh perekonomian global yang kembali menguat, karena Kepri tergantung pada segi ekspor. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan angka 2,41 persen memang di luar perkiraan dari angka yang telah diperkirakan BI sebelumnya di Kwartal II yaitu hanya tumbuh 1,9 persen. 

"Tumbuh positif, bahkan diluar dari angka perkiraan kita yaitu 2,41 persen namun sebelumnya hanya diperkirakan tumbuh 1,9 persen pada kwartal III," ujar Gusti saat konferensi pers pertumbuhan ekonomi di Grand I Hotel, Rabu (15/11/2017). 

Ekonomi nasional juga tumbuh membaik sebesar 5,06 persen (yoy) dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,01 persen. 

Secara spesifik, membaiknya perekonomian untuk Sumatera karena harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit dan batu bara mendorong peningkatan kinerja sektor industri. 

Untuk Kepri, pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan didorong oleh peningkatan investasi dan konsumsi Rumah Tangga. Dan dari sisi penawaran, pertumbuhan utamanya bersumber dari peningkatan kinerja industri dan konstruksi. 

Gustian menyebutkan dari sisi permintaan ada empat sektor yang memberikan kontribusi yang cukup signifikan diantaranya Pemerintah, Net Ekspor, Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi. 

Lebih lanjut Ia menjelaskan investasi menanjak cukup tajam, Berdasarkan data BKPM, Penanaman Modal Asing (PMA) menguat 493.1 persen (yoy) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menguat 192,4 persen.  

"Investasi meningkat cukup tajam, padahal di triwulan 2 tumbuh negatif," jelasnya. 

Untuk Net eskpor, Kepri mengalami penurunan ekpor domestik karena penurunan aktivitas muat barang di pelabuhan curah kabil, Batam namun disisi lain ekspor luar negeri menguat 43,45 persen. 

"Ini dapat menjadi perhatian bersama bahwa ekspor antar daerah kita masih tumbuh negatif, hal ini dikarenakan regulasi yang membuat ongkos ekspor yang mahal," kata Gusti. 

Dan konsumsi rumah tangga mengalami penguatan karena sumbangsih sektor ekspor luar negeri yang menguat dan begitu juga belanja pemerintah mengalami penguatan karena realisasi anggaran sudah 80 atau 90 persen. 

Dari segi penawaran, tercatat kinerja industri dan pertambangan menurun. Ada empat sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu Perdagangan, pertambangan, konstruksi dan industri. 

"Pengeboran migas masih turun, perdagangan tumbuh sejalan dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah serta kujungan wisman, lalu konstruksi terlihat dari realisasi proyek konstruksi pemerintah," kata Gusti. 

Namun pada pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV berdasarkan hasil survei diperoleh bahwa pertumbuhan ekonomi akan tumbuh sebesar 4 persen sampai 4,4 persen. Walaupun diperkirakan pertumbuhan akan naik, akan tetapi secara tahunan pertumbuhan ekonomi Kepri masih 2 persen sampai 2,4 persen.

"Kalau dirata-ratakan masih di angka 2-2,4 persen masih jauh dari perolehan tahun lalu yang mencapai angka 5 persen, ini karena pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya masih rendah," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews