Jarang Ada Orang Miskin di Natuna, Ini Alasannya

Jarang Ada Orang Miskin di Natuna, Ini Alasannya

Pulau Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna. BPS Natuna mencatat angka kemiskinan di Natuna terendah di Kepri.

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Persentase penduduk miskin di Kabupaten Natuna terkecil di Provinsi Kepulauan Riau.

Bisa diartikan, sedikit warga Natuna yang dikategorikan miskin dibanding daerah lainnya di Kepri.

Hal ini diukur dari angka ketercukupan kalori masyarakat Natuna yang termasuk tinggi.

Bisa disimpulkan juga, jarang ditemukan warga di Kabupaten Natuna yang kelaparan dan kurang gizi.

Kendati ada peningkatan, indeks kemiskinan hanya naik sebesar 0,056 persen per tahun dalam rentang 2010 hingga 2016.

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna, Bustami mengatakan di Kabupaten Natuna konsumsi kalori untuk kebutuhan pokok di atas 2.100 Kilo Kalori per orang per hari.

"Untuk pemenuhan kebutuhan kalori cukup baik, warga bisa mendpatkan ikan dan hasil laut dengan mudah di daerah kepulauan ini," terangnya, Rabu (18/10/2017).

Indikator kemiskinan menurutnya diukur dari 60 persen ketercukupan pangan dan 40 persen lainnya sandang dan papan

"Kenapa Natuna paling kecil masyarakat yang berada di garis kemiskinan? Alasannya karena indikator tadi, untuk mencukupi kebutuhan kalori sesuai standar, masyarakat Natuna lebih beruntung karena berada di daerah dengan kontur kepulauan dengan ketersediaan banyak ikan. Apalagi banyak kemudahan terkait pendidikan dan kesehatan gratis selama ini dari pemerintah," ujar Bustami

Dengan indikator tadi, persentase masyarakat di bawah garis kemiskinan di Natuna hanya sebesar 3,43 %. Terendah di Kepri.

Bustami menjelaskan BPS mendefenisikan kategori miskin ini berdasarkan indikator ketercukupan kalori tersebut.

"Itu nilai paling rendah di antara tujuh Kabupaten/Kota di Kepri. Natuna masih lebih baik dari Batam. Yang paling tinggi indeks kemiskinan, peringkat pertama di Kepri adalah Kabupaten Lingga mencapai 15%, setelahnya Tanjungpinang  9,6%," ungkap Bustami.

Bustami menambahkan, di Natuna orang yang dikatakan miskin jika pengeluarannya di bawah Rp.302.000 per bulan per orang. Jika di satu rumah ada 5 orang, minimal pengeluaran keluarga itu Rp. 1.510.000 per bulan. Jika memenuhi nilai tersebut atau berada di atas itu, maka tidak diasumsikan miskin.

"Ya walaupun seorang tidak punya pendapatan sama sekali, namun ketercukupan kalori dan tingkat pengeluarannya besar tetap tidak masuk kategori miskin. Bisa jadi mungkin dia punya anak yang bisa mencukupi kebutuhannya dan sebagainya," ujar Bustami.

Sementara itu, terkait indeks kebahagiaan, Provinsi Kepri menempati peringkat 5 nasional dari 34 Provinsi. Sementara nomor 1 Provinsi Bali.

"Kalau untuk provinsi-provinsi di Sumatera indeks kebahagiaan Provinsi Kepri paling tinggi. Indeks ini baru diukur untuk skala provinsi," ujarnya.

(fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews