Kembangkan Program Rumah Peradaban

Tim Arkeologi Nasional tak Ingin Kecolongan Penjarah Harta Karun di Natuna

Tim Arkeologi Nasional tak Ingin Kecolongan Penjarah Harta Karun di Natuna

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna, Marka DJ bersama ketua tim peneliti Balai Arkeologi Nasional Prof. Naniek Harkatiningsih dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Natuna Erson Gempa saat pelaksanaan sosialisasi rumah peradaban di Aula SMA 1 Bunguran Timur, Rabu (11/10/2017). (Foto: Fox/batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Pusat Arkeologi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Rumah Peradaban di Natuna. Hal ini karena Natuna penuh dengan nilai sejarah peradaban masa lampau yang belum tereksplorasi secara keseluruhan.

Tagline rumah peradaban ini adalah mengungkap-memaknai-mencintai Kebudayaan Indonesia melalui peninggalan arkeologi.

Program ini berupa workshop dan sosialisasi rutin yang dipusatkan di tempat-tempat khusus berupa sekolah, balai masyarakat dan sejenisnya.

Bertempat di Aula SMA 1 Bunguran Timur, tim peneliti dari Pusat Arkeologi, Profesor Sonny C. Wibisono dan Profesor Naniek Harkatiningsih, sebagai ketua tim memaparkan beberapa hal sekaligus hasil penelitian dan temuan mereka sejak beberapa tahun terakhir di Kabupaten Natuna, Rabu (11/10/2017).

"Program tersebut merupakan wujud pertanggungjawaban instansi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, terhadap masyarakat tentang hasil penelitian yang sudah dilakukan," ujar Naniek.

Rumah peradaban ditegaskannya adalah salah satu cara yang dianggap tepat untuk menghadapkan masyarakat masa kini tentang masa lalu.

"Manfaatnya adaah penguatan jatidiri bangsa melalui bukti-bukti arkeologi dan sejarah sekaligus pembelajaran masa lalu untuk masa kini, ungkapnya.

Informasi rumah peradaban berupa material, tekstual dan foto-foto disajikan dalam bentuk, buku, banner dan leaflet.

"Rumah peradaban arkelogi natuna akan menjadi hal yang dipamerkan. Manfaatnya mendapat informasi akurat tentang masa lampau. Meningkatkan wawasan yang belum tentu didapat tanpa adanya penelitian. Serta pengembangan nilai-nilai budaya ke masyarakat melalui informasi dalam rumah peradaban arkeologi Natuna ini," paparnya.

Tim ini melakukan penelitian di hampir semua wilayah Kabupaten Natuna. Profesor Sonny Wibisono mengatakan, beberapa daerah yang menjadi titik lokasi penemuan seperti diantaranya Setapang yang berada 20 kilometer utara kota Ranai, Desa Sepempang, Desa Tanjung dan Batu Bayan.

"Ada juga temuan keramik bekal kubur di Batang Matasap, Selayar. Natuna adalah langganan keramik mayoritas dari Cina, mulai keramik abad 10 sampai Dinasti Qing abad 20, ujar Sonny.

Pada rentang periode 10 abad itu, tersisip buatan Vietnam dan Thailand antara abad 14. Saat itu diyakini sebagai era puncak perniagaan di abad ke 12-14

Selain itu juga, ada temuan keramik kapal karam dan koin-koin yang digunakan di era perniagaan masa lampau. Tim peneliti juga melihat jejak penduduk asli Asia Tenggara di Kabupaten Natuna.

"Kita perlu segera mengumpulkan informasi dari hasil penelitian ini. Kebanyakan artefak purbakala seperti keramik ini sebelumnya menjadi incaran para penjarah," timpal Naniek.

(fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews