Publik Amerika Riuh, Kenapa Pelaku Penembakan di Las Vegas Tidak Disebut Teroris?

Publik Amerika Riuh, Kenapa Pelaku Penembakan di Las Vegas Tidak Disebut Teroris?

Stephen Paddock (inset). (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Las Vegas - Kepolisian Las Vegas menyebut Stephen Paddock sebagai pria yang membunuh sedikitnya 59 orang dan melukai 515 lainnya di konser terbuka di Las Vegas, Minggu (01/10) malam, tidak memiliki catatan kriminal.

Berbagai pendapat muncul mengenai motif penembakan yang jadi kabur tersebut karena Paddock dikabarkan tewas bunuh diri sebelum ditangkap.

Salah satu perdebatan penting yang mencuat di media sosial setelah terungkapnya identitas pelaku adalah aksi Stephen Paddock itu tindakan "lone wolf" dan bukan serangan terorisme. 

Stephen Paddock adalah seorang bekas akuntan kaya berusia 64 tahun yang tinggal di Mesquite, Negara Bagian Nevada. 

Aksi penembakan ini sudah disebut sebagai insiden penembakan yang paling buruk dalam sejarah modern Amerika Serikat. 

Biro penyidik federal Amerika Serikat juga sudah menyingkirkan kemungkinan kaitannya dengan terorisme internasional walau ada klaim dari kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS. Menurut polisi, Paddock adalah seorang "lone wolf" atau melakukan serangan berdasarkan prakarsa sendiri.

Seorang pejabat mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pria penembak tersebut memiliki sejarah masalah psikologis.

Namun di media sosial, terutama Twitter, perdebatan kuat pun mencuat tentang apa yang dianggap oleh pengguna media sosial tersebut sebagai keengganan aparat penegak hukum untuk menetapkan Stephen Paddock sebagai teroris dan tidak menyebut serangan yang dilakukannya sebagai aksi terorisme.

Salah satu cuitan yang paling banyak disebarkan adalah dari sutradara Selma, Ava DuVernay, yang mengatakan, "Lone wolf. Penembak lokal. Pria bersenjata. Apapun dan semuanya, Namun bukan teroris. Entah kenapa." Cuitan Ava DuVernay tersebut di-retweet sampai 50.000 kali. 

DuVernay bukan satu-satunya yang mempertanyakan "status" Paddock yang tidak digolongkan sebagai teroris.
Anggota kelompok musik pop Fifth Harmony, Lauren Jauregui, juga mempertanyakan hal yang sama, namun menyampaikannya dengan lebih gamblang. Cuitannya tersebut di-retweet sampai 16.000 kali. "Kenapa dia bukan teroris, kenapa lone wolf, dia sudah membunuh lebih dari 50 orang dan melukai hampir 500... ohhh! Karena dia bukan orang berkulit cokelat kan? Saya paham."

Hilangnya kata "teroris' dalam mengacu pada apa yang dilakukan oleh Paddock juga disampaikan oleh Gigi Hadid, seorang model keturunan Palestina-Belanda-Amerika.

"Ini bukan penembakan pertama, dan bukan kematian yang pertama. Terlepas dari itu dia seorang teroris. Salahkan dia, bukan hanya aturan hukum soal senjata."

Penulis Bangladesh Taslima Nasreen juga mempertanyakan, "pria yang meneror 22.000 orang, membunuh dan melukai ratusan orang, dia tidak disebut teroris! apa perlu jadi orang Islam untuk mendapat sebutan itu?"

Pengguna media sosial lain, Ben Lehwald, mengatakan, "bisa membunuh 58 orang dan belum disebut teroris? jika (pelakunya) ini adalah seorang penganut Islam, itu hal pertama yang mereka tanyakan." 

Presiden Trump pun dalam pernyataan resminya mengutuk aksi penembakan di Las Vegas mengatakan ini adalah "setan sejati" dan tidak menggunakan kata terorisme atau teror domestik.

Beberapa media utama di AS, seperti New York Times, Washington Post, NPR, dan situs Vox, juga menyoroti adanya perdebatan soal apakah aksi penembakan Las Vegas ini tergolong terorisme. Dan hampir semuanya sampai pada kesimpulan bahwa untuk bisa disebut terorisme, suatu tindak kriminal harus memenuhi unsur-unsur hukum tertentu.

(ind)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews