Gara-gara Pasien Meninggal Dunia

Direktur RSUD Bintan Terancam Dicopot

Direktur RSUD Bintan Terancam Dicopot

Bupati Bintan Apri Sujadi menyalami seorang warga (Foto: Istimewa/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Bintan - Direktur RSUD Bintan Benny Anthoni terancam dicopot. Hal itu buntut dari meninggalnya seorang pasien warga Kelurahan Seinam, Rohaini.  

Bupati Apri Sujadi kesal mengetahui hal tersebut. Apalagi program kesehatan gratis ini menjadi program andalannya.

Apri Sujadi mengatakan, dokter jaga dan dua perawat sudah diberikan sanksi dari pemecatan hingga penonaktifan jabatan. 

"Gara-gara permasalahan ini sistem yang ada jadi rusak. Saya akan evaluasi kerja dari direktur sampai perawat," ujar Apri, kemarin.

Kejadian ini menjadi cambuk keras bagi Pemkab Bintan. Karena masih banyak tenaga medis di seluruh Kabupaten Bintan belum memahami sistem dalam program kesehatan gratis. Sehingga mereka tidak mampu mensukseskan program tersebut.

Padahal, program kesehatan yang menelan Rp 5 miliar APBD 2017 ini sudah disosialisasikan sebelumnya. Bahkan sudah diberlakukan sejak 7 Januari lalu melalui Perbu Nomor 35 Tahun 2017.

"Program ini harus didukung oleh seluruh aparatur. Kalau tidak paham tanyakan kepada direktur. Jadi tugas direkturlah tingkatkan fungsi pembinaan, bukannya kayak gini," katanya.

Kabid Mutasi Kepegawaian, Badan Pendidikan dan Pelatihan Kepegawaian Daerah (BP2KD) Bintan, Ami Roffan mengatakan jabatan Direktur RSUD Bintan yang diduduki, Benni Anthoni dengan golongan 3 C itu sewaktu-waktu bisa diganti. 

"Jabatan Direktur RSUD tidak selamanya di tangan beliau. Tergantung kebijakan pemangku jabatan untuk menggantinya," kata dia.

Kasus tersebut berawal saat Rohaini yang menderita maag akut ditolak pihak RSUD Bintan, pada Senin (18/9/2017).

Penyebabnya, masa berlaku Kartu BPJS tidak aktif lagi. Setelah ditolak, pihak keluarga membawa pulang. Keesokan harinya, Selasa (19/9/2017), Rohaini meregang nyawa.

(ary)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews