Salah Sasaran Lagi, Dituduh Taksi Online, Ponsel Disita, Diinterogasi Polisi di Hang Nadim

Salah Sasaran Lagi, Dituduh Taksi Online, Ponsel Disita, Diinterogasi Polisi di Hang Nadim

Sebuah mobil yang dikira taksi online dijungkalkan sekelompok orang di Mega Mall Batam Centre (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Seorang warga Batam kembali jadi korban salah sasaran sekelompok orang di Bandara Hang Nadim Batam. Ia dikira driver taksi online. 

Ponselnya disita bahkan diintimidasi. Cerita ini beredar di grup-grup WhatsAppa. 

“Jadi ceritanya saya lagi ke bandara mau ambil kargo di gudang kargo bandara. Terus setelah keluar dari kargo, pas di depan gerbang parkir kargo bandara sebelum pintu masuk, ada ribut-ribut,” ujar Demang Marsono menceritakan kejadian tersebut. Ia mengalami pada 22 September 2017 lalu.

Demang sempat bertanya mengenai keramaian di parkiran ke seorang petugas parkir. 

"Ada taksi online ketangkap". Ia pun mengeluarkan ponsel dan berusaha memoto dan merekam kejadian. 

“Tapi nggak jelas, pas lewat deket kejadian, saya buka jendela kaca trus mau foto lagi,” ujar dia.

Tak lama kemudian, sekumpulan orang itu langsung mengerubungi. “Saya langsung dikerubungi bapak-bapak pengemudi taksi bandara itu,” ucapnya. 

Ada sekitar 30 orang. Mereka menuduh Demang sebagai driver taksi online dan teman dari taksi online yang tertangkap. “Banyak, ada sekitar 30an orang,” ungkapnya.

Kemudian ponsel Demang disita. "Bahkan ada sebagian yang menarik kaos saya sampe sebagian ada yang robek,” ujar dia.

Khawatir semakin parah, Demang mengajak mereka ke kantor Polsek Bandara Hang Nadim.

Demang berusaha menjelaskan kronologi kejadian. “Dan saya juga bukan teman dari driver tersebut. Maka saya langsung memacu mobil ke kantor polisi bandara,” ujar dia.

Sesampai di kantor polisi justru dirinya mendapat perlakuan tak mengenakkan. 

“Saya dimintai KTP, difoto, digeledah, dicek bodi. Waduh kayak apa aja. Saya dicecar bapak-bapak polisi dan dua orang koordinator taksi bandara,” kata dia.

Demang mengaku dikatakan bersalah telah memoto kejadian itu.

“Saya bersikukuh tidak merasa bersalah karena hak saya sebagai warga negara untuk mendapatkan informasi dari sebuah kejadian," ujar dia.

Berikut cerita lengkapnya:

Tak kandani yaaa sedulur2.....

Ini sekedar cerita tadi sore di Bandara
Internasional Hang Nadim Batam.....
Jadi ceritanya saya lagi ke bandara mau ambil
kargo di gudang kargo bandara. Trus setelah
keluar dari kargo, pas didepan gerbang parkir
kargo bandara sebelum pintu masuk, ada ribut2.

Sambil bayar parkiran saya tanya ama petugas
parkir. "Ada apa mas kok ribut2 disitu...?".
Dijawab ama petugas parkir, "Ada taksi online
ketangkap".
Nah....
Pas kebetulan pegang HP, langsung foto kejadian
itu dari jauh. 

Berhubung nggak jelas, pas lewat
deket kejadian, saya buka jendela kaca trus mau
foto lagi.

Ternyata....
Inilah permulaan dramanya, mobil saya langsung
langsung dikerubungi bapak2 pengemudi taksi
bandara itu. 
Banyak, ada sekitar 30an dan lainnya
terus berdatangan. Langsung saja bapak2 itu
menuduh saya, katanya saya driver online dan
sebagai teman driver online yang telah ditangkap
duluan itu. Karena telah memfoto2. Lalu tanpa
bisa menjelaskan dengan gamblang, langsung
mereka merebut HP saya. Trus sebagian
menendangi mobil saya. Bahkan ada sebagian
yang menarik kaos saya sampe sebagian ada
yang robek (tuuhhh... kaos terlampir difoto ini,
padahal ini kaos kesayangan saya).
Karena khawatir terjadi yang lebih parah, saya
mengajak mereka ke kantor polisi bandara. Saya
sebenarnya bisa aja langsung memacu mobil
kencang dan pergi, tapi karena ingat bahwa HP
masih sama mereka, sayang dong. Secara itu kan
hape hadiah. Lagian saya mau menjelaskan pada
mereka dengan kepala dingin bahwa saya bukan
driver online seperti yang mereka tuduhkan. Dan
saya juga bukan teman dari driver tersebut.
Maka saya langsung memacu mobil ke kantor
polisi bandara.
Sampai di kantor polisi, saya dimintai KTP, difoto,
digeledah, cek body. Waduh kaya apa aja. Saya
dicecar banyak pertanyaan oleh bapak2 polisi dan
2 orang koordinator taksi bandara. Yang intinya,
saya dianggap bersalah karena telah memfoto
kejadian tersebut. Saya bersikukuh tidak merasa
bersalah karena hak saya sebagai warga negara
untuk mendapatkan informasi dari sebuah
kejadian.
Saya lalu menjelaskan, bahwa saya memang
bukan driver online. Trus di HP ada aplikasi driver
online karena dulu saya pernah apply driver
online tapi alhamdulilah apply saya tidak pernah
dikonfirmasi berhasil. Coba kalo udah di konfirm
dulu, saya nggak bisa membela diri donk.
Untungnya memang belum dikonfirmasi. Lagian
saya ke bandara jelas ke kargonan dan bukti
barang yang saya ambil juga ada di bagasi.
Lengkap beserta surat2 pengambilan barang.
Bapak2 taksi bandara tetap nggak percaya, sebab
katanya mereka mempunyai catatan nopol berapa
aja yang sering mondar-mandir ke bandara hari
itu. Ada 1 nomor yang persis dengan plat nopol
saya, tapi setelah saya lihat ternyata HURUF
BELAKANGNYA BERBEDA. Nah... Mereka tidak
memperhatikan itu.
Lalu....
Setelah menjelaskan dengan gamblang, bahwa
saya juga punya usaha dan harus sering mondar-
mandir ke kargo bandara, maka bapak polisi bisa
mengerti dan menjelaskan ke koordinator taksi
bandara yang juga hadir disitu. Lalu membuat
surat pernyataan bahwa itu hanya
kesalahpahaman belaka. Saya pun diperkenankan
pergi.
Oke saya lalu pergi, dan setelah saya check
ternyata ada beberapa bagian mobil yang penyok
karena di tendang bapak2 yang terhormat tadi.
Dibagian belakang dan samping kiri. Gimana coba
ngene iki saya. Terkena imbas juga kan saya
akhirnya....?
Lalu.....
Sampai rumah nyonya langsung merebus air
untuk mempraktekkan pembetulan penyok tadi.
Berbekal info dari yutup. Inilah jadinya proses
perbaikan tersebut. Tidak maksimal tapi ya agak
lumayan. https://youtu.be/xYluftx1rZE Masih
tersisa dikit.
Trus.....
Kira2 bapak2 driver taksi bandara tadi mau
mbetulin kepenyokan ini nggak ya....? Siapa tau
ada yang terbuka hatinya dan mau memperbaiki
menjadi seperti sebelum kejadian.
Kalaupun nggak ada yang terbuka hatinya, ya
anggap aja ini sebuah pelajaran. Bahwa hidup di
Batam sekarang memang agak terlalu susah. Jadi
'harus' rebutan rejeki, walau kadang yang tidak
ada hubungannya pun harus menerima akibat dari
perbuatan membabi buta tersebut tanpa cek dan
ricek terlebih dahulu.
Demikian....
Terimakasih, ini ceritaku hari ini. Mana
ceritamu...?

Batam, 22 September 2017

Demank Marsono Soeryatmodjo

 

(snw)

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews