Cara Pelukis Mural di Batam Berekspresi

Cara Pelukis Mural di Batam Berekspresi

Mobil patroli mengawasi pelukis mural yang tengah beraktivitas (Foto: Yogi/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Bagaimana sebuah mural dikerjakan di sudut-sudut kota Batam? Ternyata penelusuran batamnews.co.id, aktivitas para pembuat mural dimulai dini hari.

Tak heran, paginya orang kaget, lukisan mural itu sudah ada. 

Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Tiga orang remaja di simpang tiga Teuku Umar, Lubuk Baja, Batam, masih terlihat asik. Sejumlah kaleng cat bertebaran tak jauh dari mereka.

Ketiganya adalah para pelukis mural yang bikin penasaran. Sasarannya adalah tembok-tembok kosong yang masih polos.

“Lebih gampang di sini dari pada di kertas, kecil,” ujar salah seorang dari mereka.

Sepertinya pembuatan mural ini tidak gampang. Butuh tim dan kerja sama. Salah seorang dari mereka bertugas menjadi pengamat hasil mural. Begitu janggal, ia memberi masukan.

“Dari pada berkeliaran nggak karuan, Bang,” ujar seorang remaja. Ternyata para pembuat mural ini juga memiliki komunitas.

Namanya ‘Wayout’. Komunitas ini gabungan beberapa remaja di Kota Batam yang memiliki hobi sama mengambar di dinding. 

“Kami awalnya berdua, kemudian bertambah dan sekarang sudah puluhan,” ujar Illusbe salah seorang anggota komunitas tersebut.

Bagi mereka meskipun Kota Batam kota Industri namun tidak tertutup kemungkinan untuk seni berkembang di sini. 

“Makanya di mural kita pertama kita tulis ‘Batam butuh warna’. Kami tidak igin industri saja, disini seni juga ada,” ujar pria yang sudah mengandrungi dunia lukis mural sejak lama itu.

Ia mengungkapkan, semenjak komunitas ini ada mereka sudah rutin menghiasi dinding-dinging kosong yang ada di jalanan Kota Batam, pasalnya menurut mereka dinding itu tidak terurus dengan baik ada yang belum di cat atau catnya yang sudah mulai pudar dibiarkan saja.

“Kita baru mulai sebelum lebaran (Mei-red), sejak itu sampai sekarang anggota komunitas ini juga bertambah,” kata pria berkacamata itu.

Membuat sebuah mural didinding tidak sedikit menghabiskan uang. Karena satu warna saja bisa menghabiskan dana Rp 1.500.000. Sedangkan satu gambar bisa puluhan warna.

Namun, demi sebuah hobi dan keindahan seni mereka rela patungan untuk membeli cat. “Makanya kita tidak bisa setiap malam minggu, kadang sebulan satu kali, tergantung dana juga,” ujarnya.

Niat Illusbe dan kawan-kawannya untuk mengembangkan seni ini tidak hanya sekadar melukis didinding jalan Kota Batam. Bahkan soal izin mereka sudah mengajukan proposal ke pihak Pemerintah Kota Batam. 

“Secara lisan mereka sudah setuju, namun sampai sekarang secara tekstual belum ada,” ujar Illusbe.

Tidak jarang, ketika meraka sedang melukis diusir oleh aparat kepolisian. Karena menurut polisi lukisan itu hanya membuat kotor kota. 

“Menurut kalian iya seni, tapi menurut orang lain, coba kalian pikir,” ujar salah seorang polisi memberhentikan aktivitas mereka beberapa waktu lalu.

Terkadang mereka harus menghentikan aktivitas itu. “Ya gimana lagi, kita bikin ini nggak sembarangan juga kok, ada ilmunya,” ujar Illusbe.

Ia menegaskan, mural seperti ini dibikin untuk merubah image warga terhadao vandal yang terkesan jelek.

“Kita hanya ingin ubah tembok dasar yang tidak terurus bisa jadi tembok yang lebih indah,” jalsnya. 

Beberapa bulan belakangan ini terlihat di beberapa titik di Kota Batam dipenuhi mural. Mulai dari daerah Batam Center hingga ke Pelita Lubuk Baja.Tidak sedikit orang yang melintas di kawasan ini menjadikan mural tersebut untuk berfoto ria.

"Kita pernah dihubungi juga, ada beberapa wisatawan yang tertarik," kata Illusbe.

Sedikit dari muda mudi yang berpikir lebih baik seperti komunitas. Bahkan kebanyakan dari mereka mengahabiskan waktu malam pergi ke pub bahkan balap liar di jalanan yang brujung tawuran.

Yogi Eka Syahputra

 

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews