3 Hal Kontroversi Ferry Baru Pejabat Natuna Senilai Rp 27 M

3 Hal Kontroversi Ferry Baru Pejabat Natuna Senilai Rp 27 M

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Kapal ferry baru MV Indra Perkasa milik Pemkab Natuna yang dibuat dengan anggaran senilai Rp 27 miliar segera merapat di Ranai, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Minggu (17/9/2017) ini.

Sebelumnya Bupati Natuna, Hamid Rizal, sudah melakukan syukuran dan doa bersama atas selesainya pengerjaan dan penggunaan perdana.

Kendati akan digunakan untuk kepentingan bupati mengunjungi pulau-pulau di Natuna, keberadaan kapal ferry baru ini menuai sorotan masyarakat. 

Berikut 3 hal yang muncul menjadi kontroversi di tengah masyarakat:

1. Pemberian Nama

MV. Indra Perkasa saat sandar di Midai sebelum menuju Ranai

Nama MV Ferry Indra Perkasa yang dianggarkan dari APBD Natuna ini konon diambil dari nama balai adat Indera Perkasa, yang berada di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Kepri, salah satu bangunan peninggalan sejarah yang sekarang dipergunakan sebagai objek wisata, dulunya dipakai untuk menyambut tamu-tamu penting.

Warga Natuna justru heran, kenapa nama kapal milik Natuna ini tidak diberi nama dengan kearifan lokal melayu di Natuna yang lebih spesifik. Banyak yang bilang, kendati persoalan nama terlihat sepele, namun nama merupakan sebuah marwah. 

"Kenapa tidak MV Senoa, MV Serindit atau MV Dina Mahkota dan lainnya yang lebih khas Natuna. Soalnya ini kapal dari APBD Natuna, bukan APBD Tanjungpinang," begitu celetuk warga yang sering muncul.

2. Peresmian dan Syukuran

Selain diberi nama khas Pulau Penyengat, kapal ini juga diresmikan di Pelantar Pulau Penyengat. Dalam syukuran yang diadakan Bupati Natuna tersebut nampak dihadiri Kadis Perhubungan Pemkab Natuna, Iskandar DJ dan Sekda Natuna, Wan Siswandi.

Beberapa tokoh Tanjungpinang juga nampak menghadiri syukuran ini seperti mantan Walikota Tanjungpinang, Suryatati Abdul Manan, Ketua DPP PAN Tanjungpinang.

Langkah Pemkab ini seakan memicu pertanyaan dari masyarakat Natuna. Kenapa persemian dan syukuran tidak dilakukan bersama-sama elemen masyarakat di Natuna?

3. Muncul di Tengah Minimnya Ferry Untuk Masyarakat

Anggaran Rp 26,88 miliar dialokasikan dari APBD 2017 Kabupaten Natuna untuk ferry baru MV Indra Perkasa. Kapal ini merupakan kapal yang akan digunakan untuk kedinasan atau kendaraan operasional Pemda yang baru.

Bukan transportasi untuk masyarakat yang masih sulit dengan keterbatasan kapal, apalagi jalur rintisan ke pulau-pulau. Jalur udara juga menjadi sesuatu yang mewah di Natuna karena tarif penerbangan selangit.

Sementara kapal Pemda Natuna ini menggantikan kapal ferry lama milik Pemda yang biasa standby di Pelabuhan Binjai. Belum diketahui kemana sarana ferry lama yang biasa dipakai Pemda Natuna ini akan difungsikan. 

Namun di saat warga berharap Pemda menyediakan transportasi ferry serupa yang melayani pulau-pulau, MV Indra Perkasa muncul.

MV Natuna Bahari 2 saat ini teronggok menahun di Pelabuhan Penagi. Dulunya ferry ini merupakan untuk masyarakat.

Natuna Bahari biasa melayani rute Ranai-Sedanau- Midai-Tarempa-Letung dan Tanjungpinang. 

Kendati kini beberapa kapal melayani rute Natuna seperti milik Pelni KM. Bukit Raya dan KM Sabuk Nusantara namun disayangkan pemerintah membiarkan aset penting untuk masyarakat seperti Natuna Bahari yang terbengkalai ini.  

Pemda beralasan adanya krisis keuangan sehingga tidak mampu melakukan perawatan dan operasional kapal Natuna Bahari. Namun, MV Indra Perkasa muncul hanya sebagai kapal untuk kedinasan.

"Mewah juga kapal ferry baru untuk pejabat (MV. Indra Perkasa) dari uang rakyat, tapi bagaimana kapal ferry rakyat yang diurus pejabat? (MV Natuna Bahari 2) cuma teronggok di Penagi nggak diganti-ganti apalagi diperbaiki," ujar salah seorang warga di Penagi.

(Fox)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews