Upah Tukang dan Tarif Pulsa Ponsel Sumbang Inflasi Sebesar 0,04 % di Kepri

Upah Tukang dan Tarif Pulsa Ponsel Sumbang Inflasi Sebesar 0,04 % di Kepri

Kepala Bank Indonesia perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra. (foto: batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Bank Indonesia mencatat Kepulauan Riau mengalami Inflasi sebesar 0,04 % (mtm) atau 3,60 % (yoy) pada bulan Agustus 2017. Padahal bulan sebelumnya Kepri masih mengalami Deflasi. 

Namun, angka inflasi tersebut masih lebih rendah dari tiga tahun belakangan, karena tercatat pada periode yang sama angka inflasi tercatat sebesar 0,26 % (mtm). 

Kepala Bank Indonesia perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra menjelaskan bahwa angka inflasi tersebut disebabkan kenaikan beberapa harga sejumlah komoditas. 

"Terutama tarif tukang bukan mandor, tarif pulsa ponsel dan emas perhiasan," ujar Gusti pada siaran pers BI,Kamis (7/9/2017).

Namun, Ia menyebutkan laju inflasi tertahan dengan melambatnya laju kenaikan harga volatile food, dan deflasi kelompok administered price khususnya pada komoditas angkutan udara. 

Gusti mengatakan pendorong terjadinya inflasi karena meningkatnya kebutuhan pekerja konstruksi sejalan juga dengan peningkatan aktivitas konstruksi. 

"Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan konsumsi semen Kepri pada Agustus 2017 sebesar 15,67% (yoy)," katanya. 

Kemudian untuk peningkatan kenaikan harga emas dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global. Selanjutnya penyesuaian harga juga dicatatkan komoditas tarif pulsa ponsel dan biaya keamanan serta tarif sekolah dasar. 

Kenaikan harga terutama dicatatkan komoditas bawang merah, ikan tongkol dan cabai merah. Di tengah deflasi bawang merah secara nasional, Kepri justru mencatatkan inflasi diperkirakan karena proses distribusi hasil panen dari Jawa membutuhkan waktu yang relatif lebih panjang untuk sampai di Kepri. 

Adapun Kenaikan harga ikan tongkol dan beberapa komoditas ikan segar lainnya dipengarui faktor cuaca yaitu curah hujan dan angin kencang. 

Dan juga kenaikan harga cabai karena terbatasnya pasokan dari daerah penghasil di Jawa maupun Sumatera, tercermin dari terjadinya kenaikan harga cabai secara nasional.

"Puncak lonjakan harga bawang merah terjadi pada minggu kedua Agustus, namun seiring mulai meningkatnya pasokan karena panen, harga bawang merah perlahan mulai menurun," kata Gusti.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews