Pembangunan Kawasan Wisata Senilai Rp 50 Triliun di Bintan Terancam Gagal, Ini Sebabnya

Pembangunan Kawasan Wisata Senilai Rp 50 Triliun di Bintan Terancam Gagal, Ini Sebabnya

Salah satu kafe milik PT SUN Resort yang belum kunjung selesai pembangunannya. (foto: ary)

BATAMNEWS.CO.ID, Bintan - PT SUN Resort mengeluhkan pelayanan yang diberikan Pemkab Bintan dan Pemprov Kepri. Pihak pengemang kawasan wisata terpadu yang dilakukan anak perusahaan Indonesia Street City (ISC) asal Beijing ini mengaku tidak mendapat dukungan serius oleh kedua pemerintahan tersebut.

Akibatnya, pilot project kota wisata terbesar dan terlengkap di Indonesia dan Asia di Kampung Wacopek, Batu Licin, Kecamatan Bintan Timur (Bintim) itu terancam gagal untuk dikembangkan.

"Padahal para investor telah menanamkan modalnya sebesar Rp 50 triliun. Karena permasalahan pelayanan mereka jadi kecewa," ujar Presiden Direktur PT SUN Resort, Sunny Sukardi, kemarin.

Presiden Direktur PT SUN Resort, Sunny Sukardi.

Sunny mengaku 2.000 investor dari Cina telah mempercayainya untuk mendirikan kawasan wisata terbesar dan terlengkap itu sejak 2012. Rencananya kawasan megah nan indah itu akan berdiri di atas lahan eks tambang bauksit seluas 1.200 hektare.

Di sana, kata Sunny, akan dibangun tiga block apartemen berisikan 384 kamar, 20 woden house, 200 hotel dan resort, pusat perbelanjaan, sekolahan, rumah sakit, perkantoran, tempat konservasi dan pusat grosir. Semua bangunan itu akan dipadukan dengan alam.

"Namun sampai detik ini proses administrasi dan perizinannya tak kunjung diterbitkan oleh pemerintah," akunya.

Mirisnya lagi, kata pria kelahiran Wacopek ini, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di lokasi pembangunan wisata itu juga belum diubah dan ditetapkan. Dari kawasan pemukiman menjadi kawasan pariwisata.

"Bagaimana mau berkembang dan maju jika tidak didukung. Apabila begini terus, kami akan menghadap pemerintah pusat langsung," pungkasnya.

(ary)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews