Sindikat Loanhark Incar Pejudi Singapura di Kasino Filipina

Sindikat Loanhark  Incar Pejudi Singapura di Kasino Filipina

Ke-45 tersangka penculik warga Singapura Wu Yan. (Foto: PHILIPPINE NATIONAL POLICE via straitstimes.com)

BATAMNEWS.CO.ID - Setidaknya dua sindikat loanhark telah mengincar turis yang bermain di kasino di Filipina sejak 2015. Polisi telah menghitung 11 korban penculikan, termasuk seorang warga Singapura yang diselamatkan pada Selasa (18 Juli).

"Kedua kelompok ini sebagian besar terdiri dari warga keturunan Cina dan Singapura keturunan Tionghoa. Mereka menargetkan orang China dan Singapura (penjudi)," kata Ronald de la Rosa, Kepala Polisi Filipina, kepada wartawan pada hari Kamis (20 Juli).

Unit anti-penculikan menyelamatkan Wu Yan dari Singapura, 48, pada Selasa pagi dari 14 orang yang menahannya di salah satu kamar sebuah kondominium di Paranaque City, sebelah selatan ibukota Manila.

Wu telah berjudi di Solaire Resort and Casino di Paranaque saat tiga pria dan seorang wanita menculiknya dan membawanya ke Bayview International Towers.

Dia ditahan selama hampir empat hari. Dia dipukuli dan dipaksa membuat video yang meminta keluarganya di Singapura untuk mengirim US $ 180.000 (S $ 246.000) untuk pembebasannya.

Seorang temannya di Singapura melaporkan kepada pihak berwenang di Filipina yang berhasil melacak lokasinya. Seorang penjaga di kondominium menemuinya saat dia mencoba melarikan diri, dan memberi tahu polisi.

Polisi kemudian menangkap 45 tersangka, semua orang China, kecuali dua orang Malaysia, yang publikasikan kepada pada Kamis (20 Juli). Usia mereka antara 25 dan 35 tahun. Mereka terancam hukuman seumur hidup jika terbukti bersalah.

De la Rosa mengatakan sindikat yang sama yang menculik Ms Wu bertanggung jawab atas dua penculikan lagi. Seorang Cina, diculik bulan lalu, ia diminta tebusan 300.000 yuan (S $ 60.700), dan seorang warga Hong Kong lainnya yang berhasil melarikan diri setelah diculik pada 9 Juli.

Glenn Dumlao, kepala unit anti-penculikan polisi, mengatakan bahwa sindikat biasanya akan beroperasi dalam tim yang terdiri dari empat orang, menjelajahi lantai kasino untuk mengincar korbannya.

Sasaran mereka adalah wisatawan yang lebih rentan terhadap ancaman dan intimidasi. Mereka tidak mengincar penjudi lokal.

Mereka berpura-pura menjadi pemain, dan kemudian menjadi pemodal. Lalu mencari pemain yang kehabisan uang, menawarkan pinjaman. Pada gilirannya, korban dikenai komisi 10 persen untuk pinjaman, dan 10 persen lainnya untuk pencapaian target mereka.

Jika pemain sudah terjerat utang, mereka lalu mengatakan kepadanya bahwa dia mungkin beruntung di kasino lain. Kemudian menawarkan tumpangan, setelah itu mereka membawanya paksa ke safehouse mereka.

"Saya ingin memperjelas bahwa kita bukan anti perjudian. Kami tidak melawan orang asing yang datang ke Filipina untuk berjudi. Tapi kami anti-penjahat. Kami terutama melawan orang asing yang datang ke sini untuk melakukan kejahatan. Kami tidak mentolerir itu, " kata de la Rosa, kepala polisi.***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews