Aset Perbankan di Provinsi Kepri Capai Rp56,33 Triliun

Aset Perbankan di Provinsi Kepri Capai Rp56,33 Triliun

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau Gusti Raizal (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Kinerja perbankan secara tahunan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada April 2017 relatif stabil bila dibandingkan bulan sebelumnya. Aset perbankan di Provinsi Kepri tercatat sebesar Rp56,33 triliun dengan pangsa 0,81% dari perbankan nasional. Aset tersebut tumbuh sebesar 6,46% (yoy) sedikit meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar 6,11% (yoy). 

Sementara itu untuk kinerja perbankan syariah di Kepri, untuk aset bank syariah tercatat sebesar Rp3,73 triliun tumbuh sebesar 23,94% dibanding April tahun lalu dengan pangsa 1,48% dari total aset perbankan syariah nasional. Sementara, DPK sebesar Rpl,58 triliun dengan penyaluran pembiayaan syariah sebesar Rp3,69 triliun atau 10% dari total kredit Kepri. 

Bank Umum terlihat masih mendominasi kegiatan perbankan Kepri dengan total aset yang mencapai Rp50,09 triliun atau 88,91% dari total aset perbankan, jauh lebih besar dibanding aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang tercatat sebesar Rp6,24 triliun. 

"Masih stabil untuk Bank Perkreditan walaupun bank umum masih mendominasi kegiatan perbankan," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia wilayah Kepri, Gusti Raizal, dalam rilis yang diterima batamnews.co.id, Jumat (23/6/2017).

Tercatat loan to deposit ratio (LDR) untuk perbankan di Kepri sebesar 77,93% dan tingkat kredit bermasalah (NPL) masih terjaga pada tingkat yang wajar sebesar 2,68%.Kredit perbankan di Kepri hingga April 2017 tercatat sebesar Rp37,35 triliun dengan pangsa 0,55% dari perbankan nasional. 

Kredit tersebut tumbuh 4,64% (yoy), melambat dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya yang mencapai 6,00% (yoy). Secara sektoral penyaluran kredit untuk lapangan usaha masih didominasi sektor utama pendukung pertumbuhan ekonomi Kepri yaitu Industri pengolahan (1 0,07%), Perdagangan, besar dan eceran (17,77%), transportasi, gudang dan komunikasi (10,23%) dan konstruksi (4,38%). 

Berdasarkan penggunaan/porsi kredit terbesar yaitu kredit konsumsi sebesar Rpl 6,09 triliun (43,1 1%), kemudian kredit modal kerja sebesar Rpl 1,68 triliun (31 sedangkan sisanya kredit investasi sebesar Rp9,5 triliun (25,60%). Untuk penyaluran kredit modal kerja terbesar untuk sektor perdagangan besar dan eceran (45%), industri pengolahan (25%) dan konstruksi (1 1 0/0).

Sementara itu mengenai penyaluran kredit investasi, Gusti mengatakan, terbesar kepada transportasi, pergudangan dan komunikasi (36%), perdagangan besar dan eceran (14%) dan industri pengolahan (13%). Untuk penyaluran Kredit Perumahan di Kepri per April 2017 tercatat sebesar Rp6, 17 triliun atau tumbuh 4,79% (yoy) melambat dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,78% (yoy) sedangkan dari tingkat kredit bermasalah (NPL) kredit perumahan di Kepri sebesar 1,82% masih dalam batas wajar.

“Ada perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya untuk penyaluran kredit di kepri dan untuk tingkat kredit bermasalah masih dalam tahap wajar," kata dia.***

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews