Dirut PLN Batam Khawatir Ekonomi Batam Merosot

Dirut PLN Batam Khawatir Ekonomi Batam Merosot

Dirut PLN Batam Dadan Kurniadipoera (Foto: Istimewa/Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Direktur Utama PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Dadan Kurniadipoera khawatir daya yang dimiliki PLN Batam tak terserap. Saat ini pembangkit menghasilkan daya hingga 560 MW.

Dadan kekhawatirnya itu dengan alasan ekonomi di Kepulauan Riau, terutama Batam yang terus merosot. Sehingga berdampak kepada daya serap dan konsumsi pelanggan mulai dari industri, komersil, bisnis, hingga rumah tangga.

“Khawatir juga kita tak terserap dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ini ya,” ujar Dadan saat berbincang dengan batamnews.co.id di Vista Hotel Batam, Rabu (21/6/2017).

Menurut Dadan, produksi daya PLN Batam saat ini mencapai 560 MW, sekitar 60 MW tersalurkan untuk Pulau Bintan. Sedangkan konsumsi energi listrik untuk Batam mencapai 300 MW. Tersisa atau surplus sekitar 200 MW.

“Pelanggan dengan konsumsi terbesar kita itu adalah dari bisnis, ada sekitar 30 persen,” ujar Dadan. Dengan berkurangnya serapan energi listrik itu tentu saja bisa berdampak kerugian.

Apalagi sektor yang terpukul saat ini adalah dari kalangan pebisnis. “Itu yang kita khawatirkan,” ujarnya. 

Menurut mantan General Manager PT PLN Distribusi Bali itu, semakin kurangnya serapan tersebut akibat lemahnya perekonomian Batam, salah satunya akibat banyaknya perusahaan industri yang tutup.

Pada kesempata yang sama, Sektretaris Bright PLN Batam Samsul Bahri mengatakan, secara kesuluruhan pihak PLN sudah pernah menghitung penurunan pemakaian tersebut. Ia mengatakan dahulunya konsumsi sampai angkat 37 persen turun menjadi 25 persen. 

"Itu sudah berlangsung satu tahun inilah, ditambah lagi perusahaan yang banyak menggunakan energi listrik yang tutup," ujar dia. 

Prekonomian Provinsi Kepri memang sedang turun, data Bank Indonesia mengatakan pertumbuhan ekonomi hanya 2 persen lebih pada pertengahan tahun 2017. Hal itu terbukti hengkangnya perusahaan industri besar di Kota Batam. 

Sehingga angka penganguran mencapai angka 200 jiwa orang. Tidak sedikit karena melihat keadaaan ekonomi tersebut membuat masyarakat Kota Batam mengambil keputusan untuk hengkang dari Kota industri ini.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews