Teroris Tewaskan Lebih 400 Tewas di Benua Eropa-Amerika Sejak 2014, Siapa Saja Pelakunya?

Teroris Tewaskan Lebih 400 Tewas di Benua Eropa-Amerika Sejak 2014, Siapa Saja Pelakunya?

Para peneliti menyebut terdapat lebih dari 50 kali serangan teror mengguncang Eropa dan dan Amerika Utara. (Foto: Getty Images via bbc.com)

LEBIH dari 400 orang tewas dalam serangan jihad di negara-negara Barat selama tiga tahun terakhir. Apa yang bisa kita pelajari dari berbagai peristiwa ini?
Lama bbc.com/indonesia mengidentifikasi 52 serangan antara bulan Desember 2014 dan awal Juni 2017 yang dianggap sebagai aksi terorisme jihad.

Periode itu menyusul deklarasi kekhalifahan oleh kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS yang mencakup beberapa wilayah Suriah dan Irak pada bulan Juni 2014.

Meski sebagian besar serangan ekstrimis Islam terjadi di belahan dunia lainnya, benua Eropa dan Amerika Utara yang telah diguncang lebih dari 50 kali serangan teror - jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya - telah  membuat pihak berwenang berada di bawah tekanan besar untuk mencegah jatuhnya korban berikutnya.

Lalu, apa yang kita ketahui tentang orang-orang yang melakukan serangan itu- bagaimana kehidupan mereka di dunia Barat, apakah mereka masuk catatan pihak berwenang dan dengan siapa mereka melakukan serangan ini?

Pengkajian awal pada data seputar serangan-serangan itu -mulai dari usia pelaku, hingga status keimigrasian - memberikan wawasan kepada para petugas penanggulangan terorisme, dan masyarakat, untuk mengidentifikasi apa langkah-langkah terbaik dalam menghadapi teror.

Siapakah para penyerang itu?

Meski jumlah remaja yang mengalami radikalisasi menimbulkan kekhawatiran, umur rata-rata para pelaku penyerangan ini adalah 27 tahun, sebuah usia yang dinilai tidak terlalu belia.

Pelaku penyerangan termuda berusia 15 tahun - seorang remaja laki-laki yang tidak disebutkan namanya yang menyerang seorang guru Yahudi dengan golok di Marseille, dan Safia S, seorang gadis remaja yang menusuk seorang petugas polisi di sebuah stasiun kereta Hannover.

Lima dari pelaku penyerangan berusia di bawah 18 tahun, empat diantaranya melakukan serangan di Jerman.

Sebagian besar pelaku penyerangan berusia sekitar 20 tahun-an, dengan sekitar satu dari empat penyerang berusia di atas 30 tahun dan tiga berusia 40 tahun atau lebih tua.

Penyerang tertua adalah Khalid Masood, pria berusia 52 tahun yang menabrak para pejalan kaki di Westminster Bridge dan menikam seorang petugas polisi di Gedung Parlemen.

Perlu dicatat bahwa para pelaku penyerangan yang usianya lebih tua kemungkinan pernah dipenjara dan memiliki riwayat kriminal.

Meski kehadiran perempuan semakin meningkat dalam jaringan jihad, namun diketahui hanya ada dua pelaku perempuan dari 65 orang penyerang.

Dua puluh persen adalah mualaf, dengan persentase yang lebih tinggi di Amerika Utara dibanding di Eropa.

Namun, orang-orang yang baru pindah ke agama Islam lebih cenderung memiliki latar belakang kriminal dan pernah mendekam di penjara.

Secara keseluruhan, sebagian besar pelaku memiliki latar belakang kriminal sebelumnya.***

Baca selengkapnya dari link BBC.com/indonesia


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews