Petugas Periksa Bupati Natuna Pakai Metal Detector, 4 Fakta di Balik Operasi Terminal Sipil Bandara

Petugas Periksa Bupati Natuna Pakai Metal Detector, 4 Fakta di Balik Operasi Terminal Sipil Bandara

Petugas Bandara Ranai memeriksa Bupati Natuna, Hamid Rizal dengan metal detector sebelum memasuki bandara, Sabtu (13/5/2017). (Foto: Batamnews)

BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Metal detector ditempelkan petugas bandara ke badan Bupati Natuna, Hamid Rizal, Sabtu (13/5/2017) siang. Hamid dengan seragam dinas hariannya terlihat pasrah diperiksa di pintu keberangkatan.

Padahal beberapa jam lalu, Ia baru saja tiba dari Batam dikalungi bunga saat mendarat. Hamid menjadi penumpang pertama yang datang di terminal bandara. 

Tidak hanya Wakil Bupati dan pejabat daerah yang menyambutnya, hujan deras turut menyambut kedatangan para penumpang Wings di bandara pagi itu. Beberapa penumpang lain yang turun pesawat nampak lari-larian saat hujan mengguyur Ranai.

Sejak diresmikan Presiden Jokowi tujuh bulan lalu, baru kali ini terminal sipil tersebut beroperasi. Terminal ini dibangun lewat APBD Natuna senilai Rp 187 Milyar di kawasan Lanud Raden Sadjad milik TNI AU. 

Para pramugari Wings Air juga ikut dikalungi bunga beserta co-pilot, termasuk pilot asing mereka yang berkewarganegaraan Maladewa. Mereka dijemput dari pesawat dengan menggunakan bus dalam kondisi hujan.

Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti usai mengalungkan bunga kepada pilot dan awak kabin Wings Air

Tidak hanya Wings, pengalungan bunga juga dilakukan untuk penumpang Sriwijaya yang akan mendarat setelah itu. Natuna memang hanya dilayani dua maskapai dengan satu rute ke Batam

Oleh sebab itu, Hamid yang baru tiba dari Batam hari itu kembali lagi ke bandara setelah ia mengganti pakaiannya dengan seragam dinas. Kali ini ia yang akan mengalungi bunga ke penumpang Sriwijaya yang mendarat siang, sekaligus memimpin seremoni pengguntingan pita.

Terlambatnya pengoperasian terminal sipil bandara ranai ini menjadi pertanyaan masyarakat. Selain itu, ekspektasi terkait tarif penerbangan murah juga belum terjawab.

Berikut 4 Fakta yang dihimpun batamnews.co.id di balik Pengoperasian terminal sipil bandara Ranai: 

1. Pemda Nolkan NJOP Terminal Sipil

Hari pertama pengoperasian Bandara Ranai dipadati calon penumpang pesawat

Bupati Natuna, Hamid Rizal mengatakan pihaknya menolkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) untuk bangunan terminal sipil ini. Hal itu setelah pihak Kemenhub menolak menanggung pajak bangunan tersebut, karena berada di atas lahan milik TNI Angkatan Udara.

"Iya ini pajaknya kan besar. Pihak kementrian juga menolak untuk menanggungnya karena alasan berada di kawasan AURI. Jadi kita mengambil kebijakan menol-kan NJOP nya kepada TNI AU, nilainya lumayan besar. Ini untuk kepentingan bersama. Kalau dibiarkan terminal ini bisa nggak beroperasi," ujar Hamid.

2. TNI AU Masih Berperan Dalam Operasional

​Conveyor untuk barang bawaan penumpang di terminal Bandara Ranai

Kendati saat ini dikelola Satker Pelayanan Kebandaraan dari Kemenhub, peran TNI Angkatan Udara tetap berfungsi membantu pelayanan.

Hamid Rizal mengakui, SDM yang dimiliki TNI AU saat ini cukup membantu dalam operasional penerbangan. "Ya dari AU mereka punya SDM bersertifikat internasional terkait pemeriksaan pesawat baik militer dan sipil, termasuk ground handling dan sebagainya," ujar Hamid.

Ia mengakui, saat ini keterlibatan TNI AU dalam pengelolaan terminal sipil belum bisa dipisahkan. "Yang jelas pengelolaan terminal ini akan dikembangkan secara bertahap. Saat ini memang keterlibatan TNI AU masih kita butuhkan," ujarnya.

3. Harga Tiket Penerbangan Belum Sesuai Hasrat 

Kasatpel Bandara Ranai, Suroso menyambut Bupati Natuna, Hamid Rizal sebagai penumpang pesawat pertama yang masuk pada hari pertama pengoperasian terminal 

Tarif penerbangan Natuna-Batam selangit mulai dari Rp 1.300.000 sekali jalan bahkan hingga menembus batas Rp 2.000.000 dalam momen liburan. Masyarakat punya harapan, jika tarif penerbangan murah bisa terwujud dengan adanya terminal sipil ini.

Namun dipastikan harga tiket masih belum akan berubah. Pasalnya hal itu baru akan tercipta jika beberapa maskapai masuk dan bersaing. Apalagi sebelumnya sudah ada MoU antara dua maskapai yang sudah ada saat ini dengan TNI AU, Pemda dan Kemenhub.

Kendati demikian, Hamid Rizal mengatakan, ada dua maskapai penerbangan selain Wings Air dan Sriwijaya yang tertarik terbang reguler ke Natuna.

"Kalau untuk nama maskapai nya saya belum bisa menyebutkan. Dari Danlanud sudah sampaikan informasi ini. Ya kita berupaya harga tiket ini di bisa bawah Rp 1 Juta," ujarnya.

Hamid juga mengaku berat dengan kondisi yang ada selama ini. 

"Kalau kondisi tiket mahal gini, habis juga duit untuk biaya perjalanan dinas. Kalau nggak ada kegiatan yang tidak prinsip saya nggak mau ke luar," ujarnya. 

4. Jadi Langkah Maju Pelayanan Transportasi Udara Natuna

Ruang check-in terminal Bandara Ranai

Terminal ini menjadi sebuah langkah maju untuk pelayanan transportasi udara di Natuna. Apalagi Presiden Jokowi diperkirakan tanggal 19 Mei 2017 ini bakal kembali mendarat di Natuna menghadiri kegiatan puncak latihan gabungan TNI Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC).

Dengan pengoperasian ini, setidaknya Jokowi tidak kecewa sudah meresmikan bangunan tersebut tahun lalu. ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews