Singapura Garap Menara Pintar untuk Bandara Changi

Singapura Garap Menara Pintar untuk Bandara Changi

Pengendali lalu lintas udara di Changi, Singapura. (Foto: dokumentasi straistimes.com)

BATAMNEWS.CO.ID, Singapura - Otoritas Penerbangan Sipil Singapura kini sedang menggarap teknologi mutakhir pengendalian penerbangan yang padat di Bandara Changi. Pilihannya adalah memanfaatkan kemajuan teknologi video dan display, sehingga pengendali lalu lintas udara dapat membimbing pesawat melalui ruangan tanpa perlu melihat ke jendela menara.

Namun teknologi yang disebut menara pintar itu bukan berarti akan menyingkirkan sistem yang sedang berjalan sekarang. Saat ini, pengendali lalu lintas udara di Bandara Changi harus memelototi lalu lintas pesawat secara fisik dari menara kontrol untuk membimbing semua penerbangan yang mendarat dan lepas landas.

Pengontrolan secara fisik yang sedang berjalan saat ini nantinya akan dipadukan dengan teknologi menara pintar.

"Ketika teknologi ini diberlakukan di tahun-tahun mendatang, Changi ditetapkan sebagai bandara utama pertama di dunia yang diperlengkapi untuk melakukan hal ini," kata Direktur Jenderal Otoritas Penerbangan Sipil Singapura, Kevin Shum kepada The Straits Times.

"Teknologi menara pintar dapat membantu kita mengatur lalu lintas udara Changi dengan lebih baik, sehingga mengurangi penundaan penumpang dan menghemat bahan bakar untuk penerbangan. Kami sangat antusias dan akan berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan yang diperlukan," katanya.

Rencananya adalah mempertahankan menara kontrol fisik untuk melengkapi operasi jarak jauh.

Kebutuhan untuk mengelola penerbangan dan mengintegrasikan operasi dengan lebih baik di beberapa landasan pacu dan terminal akan sangat penting karena bandara terus berkembang.

Dengan Terminal 4 yang akan diluncurkan akhir tahun ini dan Terminal 5 dijadwalkan dibuka secara bertahap mulai akhir dekade berikutnya, Changi melihat lebih dari dua kali lipat kapasitas penanganannya saat ini menjadi sekitar 135 juta penumpang per tahun

Tahun lalu, tercatat 58,7 juta penumpang melewati gerbang Changi.

"Penelitian mengenai solusi cerdas untuk manajemen lalu lintas udara menjadi fokus bagi banyak bandara yang sedang berkembang," kata Juliana Goh, Kepala Penelitian Mitre Asia Pacific Singapore, perusahaan nirlaba yang berkantor pusat di Amerika Serikat yang melakukan penelitian di berbagai bidang, termasuk penerbangan.

Pada Desember 2014, bandara Schiphol di Amsterdam menjadi salah satu yang pertama menguji sistem surveilans landasan pacu remote untuk memantau lalu lintas udara.

Tapi Ornskoldsvik, sebuah bandara kecil di Swedia, adalah bandara pertama di dunia di mana semua penerbangan dikendalikan dari jarak jauh. Pesawat yang lepas landas atau mendarat di sana dipandu oleh pengendali lalu lintas udara yang terletak hampir 170km jauhnya di kota Sundsvall.

Negara lain yang memiliki menara jarak jauh adalah Hungaria, Inggris, AS dan Jerman.

Goh mengatakan kemajuan teknologi video dan display telah mencapai titik di mana gambar yang jelas dapat ditangkap dan ditampilkan ke pengendali lalu lintas udara.

Apakah ada masalah keamanan dalam menerapkan sistem di bandara yang sibuk seperti Changi? "Seiring dengan pengenalan teknologi baru ke dalam sistem yang kritis, kuncinya adalah penerimaan operasional oleh pengendali lalu lintas udara," katanya.

Dia menambahkan: "Dalam kasus menara jarak jauh, masalah mendasar untuk pengendali adalah: Dapatkah saya mempercayai apa yang saya lihat di video?"

Pada akhirnya, kata Goh, penyedia layanan lalu lintas udara harus menunjukkan bahwa ada tingkat keselamatan yang setara saat membandingkan menara fisik dengan jarak jauh.

"Sistem dan prosedur operasional yang ketat juga perlu dilakukan untuk mengurangi dampak kegagalan kamera atau sistem," katanya. ***


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews