Trump Mendadak Memuji Kim Jong-un, Amerika Kalah Gertak?

Trump Mendadak Memuji Kim Jong-un, Amerika Kalah Gertak?

Ilustrasi foto Trump dan Kim Kong-un. (foto: CrabDiving)


BATAMNEWS.CO.ID, Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara mengejutkan memberikan pujian kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Menurutnya, tidak banyak pria berusia 27 tahun bisa masuk dan mengambil alih sebuah rezim.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters, Trump memberikan penilaian apakah diktator muda Korut itu seorang pemimpin yang rasional. Penilaian itu merujuk pada situasi di mana ia mendapati dirinya menggantikan almarhum ayahnya, Kim Jong-il, pada usia yang sangat muda.

"Umurnya 27 tahun. Ayahnya meninggal, mengambil alih sebuah rezim. Jadi, katakan apa yang Anda inginkan, tapi itu tidak mudah, terutama pada usia itu," kata Trump berempati seperti dikutip dari Express, Jumat (28/4/2017).

Trump melanjutkan untuk mengklarifikasi bahwa dia tidak memuji pemimpin Korea Utara. "Saya tidak memberinya pujian atau tidak memberinya pujian, saya hanya mengatakan itu hal yang sangat sulit dilakukan," kata Trump.

"Mengenai apakah dia rasional atau tidak, saya tidak memiliki pendapat mengenai hal itu. Saya harap dia rasional," imbuhnya.

Komentar Trump ini datang saat sekretaris negara, Rex Tillerson, menandakan kesediaan yang langka untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Korut untuk mencari solusi diplomatik. "Jelas, itulan cara kami ingin menyelesaikan ini," kata Tillerson dalam sebuah wawancara.
 
Trump mengatakan perang besar dengan Korea Utara (Korut) mungkin terjadi dalam kebuntuan mengenai program nuklir dan misilnya. Meski begitu, ia lebih memilih hasil dari sebuah diplomatik terhadap perselisihan tersebut.

"Ada kemungkinan kita bisa mengalami konflik besar dengan Korut. Tentu," kata Trump kepada Reuters, Jumat (28/4/2017), dalam sebuah wawancara di Oval Office jelang 100 hari kepemimpinannya.

Meskipun demikian, Trump mengatakan bahwa dia ingin menyelesaikan secara damai sebuah krisis yang telah mengacaukan beberapa mantan presiden AS. Jalur diplomasi adalah sebuah jalur yang ditekankan oleh pemerintahan Trump dengan menyiapkan berbagai sanksi ekonomi baru sementara tidak mengambil opsi militer.

"Kami ingin memecahkan masalah secara diplomatis tapi sangat sulit," katanya.

Trump mengatakan Korut adalah tantangan global terbesarnya. Ia lantas memberikan pujian pada Presiden China Xi Jinping atas bantuan China dalam usaha mengendalikan Pyongyang. Kedua pemimpin tersebut bertemu di Florida awal bulan ini.

Dikatakan bahwa pihaknya berfokus pada tekanan ekonomi dan diplomatik, termasuk kerja sama dengan China dalam menangani tetangga dan sekutunya yang menantang, dan tetap terbuka untuk negosiasi.

Pejabat AS mengatakan serangan militer tetap menjadi pilihan namun mengecilkan prospek.

Setiap aksi langsung militer AS akan menanggung risiko pembalasan besar-besaran dari Korut, dan korban jiwa besar di Jepang dan Korea Selatan serta pasukan AS di kedua negara.

AS dan Korut terlibat perang retorika ditengah memanasnya situasi di Semenanjung Korea. Korut terus melakukan uji coba rudal, terakhir dilakukan pada akhir pekan minggu lalu, dan diduga tengah mempersiapkan uji coba nuklir terbaru. Menanggapi hal ini, armada kapal perang AS yang dipimpin kapal induk USS Carl Vinson berlayar menuju perairan Korea.

Korut mengancam akan menyerang AS dan menenggelamkan kapal induk USS Carl Vinson tenggelam dalam satu serangan.

(ind/bbs)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews