Begini Curhat Para Pengusaha Batam pada Habibie

Begini Curhat Para Pengusaha Batam pada Habibie

B.J. Habibie (Foto: Hanns Seidel Stiftung)

BATAMNEWS.CO.ID,Batam  - Acara Dialog Kadin Kepri bersama BJ Habibie di Hotel Harris, Batam, pada Jumat (28/4/2017) menjadi ajang curhat para pengusaha.
Para pengusaha dari berbagai bidang bisnis menyampaikan aneka keluhan kepada Presiden RI ke-3 ini. Semuanya bermuara pada masalah ekonomi di Batam yang lesu yang berujung pada persoalan investasi yang tidak kondusif.

Misalnya, Ketua DPD REI Khusus Batam Ahyar Arfan yang mengatakan Batam sudah ketinggalan zaman yang sudah membutuhkan update organisasi organisasi pemerintah.

“Pak Habibi pernah menyentuh opsi Provinsi Khusus. Kami masih mengharapkan keistimewaan Batam soal fiskal dan HPL dipertahankan, tapi masih perlu Pemerintah Pusat,” ujar Ahyar.

Sedangkan Wakil Ketua Kadin Kepri Bidang Transportasi Umum, Forwarding dan Kepelabuhann Osman Hasyim mengatakan  Batam dulu dirancang untuk menjadi tujuan transhipment. Tapi mimpi itu tidak pernah tercapai hingga hari ini. “Masing-masing berjalan sendiri dan meninggalkan konsep induk yang telah dibuat oleh pak Habibie,” ujar Osman.

Saat ini, kata Osman, pembangunan Batam dilakukan tanpa perencanaan strategis. "Sehingga masing-masing intitusi yang mengelola Batam berjalan dengan konsep yang dibuat sendiri-sendiri. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian hukum di Batam."

“Kalau ada masalah, investor yang eksisting disuruh selesaikan masalahnya sendiri. Kalau seperti ini, bagaimana kita mau menarik investasi masuk,” katanya.

Selain itu, Osman menambahkan, Industri maritim dan galangan kapal di Batam menjadi salah satu sektor yang hampir bangkrut. Sekitar 200 ribu pekerja galangan kapal sudah di PHK karena industri ini melesu.“Jumlah 200 ribu itu sekitar 20 persen dari penduduk Batam. Itu baru dari sektor galangan kapal. Belum dari sektor lainnya,” jelasnya.

Dia mengatakan Jika tidak tidak ditangani segera mungkin, Batam akan jadi "bom waktu" yang sewaktu-waktu akan meledak. Tidak hanya karena jumlah pengangguran yang semakin meningkat, juga karena aktifitas ekonomi yang kian anjlok. “Harus ada langkah cepat yang dilakukan Pemeritah Pusat,” katanya.

Sedangkan Ketua Batam Shipyard dan Offsore Association (BSOA) Sarwo Edi menyampaikan bahwa saat ini hanya ada 15 ribu hingga 20 ribu karyawan yang bekerja di sektor galangan kapal. Padahal tahun-tahun sebelumnya, 75 perusahaan anggota BSOA mampu mempekerjaan 250 ribu karyawan.

Apalagi, kata Sarwo, menjelang Idul Fitri kebanyakan Perusahaan nantinya akan melakukan PHK terhadap karyawan untuk menghindari THR.

Sebab, Sarwo melanjutkan, kondisi ekonomi yang semakin lemah membuat industri melakukan normalisasi besar-besaran. "Tak ada order yang masuk, hanya berharap dari pekerjaan reparasi kapal," katanya.

"Namun sayangnya kebijakan yang dikeluarkan BP Batam saat ini justru membuat industri galangan kapal di batam semakin terpuruk. Mohon kebijakan yang memberatkan sektor galangan kapal bisa diubah,” ujarnya.

Hampir sebagaian besar order kapal pemerintah masih terpusat pada industri di pulau Jawa. “Order kapal-kapal yang ada larinya ke Jawa. Padahal secara teknologi industri Batam sudah mumpuni. Batam siap membangun kapal, cuma ordernya gak ada,” ujarnya.***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews