Crime Story

Misteri Durjana Pembantai Wanita di Batam

Misteri Durjana Pembantai Wanita di Batam

JALANAN  tak beraspal. Hanya tanah berwarna merah becek dan licin ini yang membelah semak belukar. Maklum, hujan deras baru saja mengguyur kawasan yang hanya terpisah parit dengan perumahan San Dona, Sei Ladi, Batam, ini.

Untuk melewati jalanan yang terjal dan licin,  wartawan batamnews.co.id menunggangi sepeda motor trail. Berjarak sekitar 200 meter dari jalan raya. Lokasi jalanan ini berkelok-kelok dan terjal. Begitu tiba di jembatan kayu, sekitar 10 meter memasuki rimbunan semak-semak, hidung langsung tersengat aroma tak sedap. Seperti bangkai yang bercampur lumbur.

Beberapa meter di depan, sudah ada garis polisi yang melingkari sebuah lubang. Di sana juga ada anjing pelacak dari Detasemen K9 Kepolisian Daerah (Polda) Kepri.

Matanya liar menyorot sekitar, nafasnya seperti tesengal-sengal dengan lidah yang menjulur, hidungnya tiada henti mengendus. Sejumlah polisi mengawasi dengan ketat.

Ketika anjing pelacak dikirim ke lokasi untuk membantu polisi, aroma bangkai ini masih saja terasa menyengat. Padahal ini adalah hari keempat setelah kerangka manusia ditemukan di sini pada Senin (17/4/2017).

Adalah Yudi, seorang pencari kayu bakar yang pertama kali menemukan kerangka manusia di kawasan yang tak jauh dari bekas lokasi judi sabung ayam dalam semak-semak ini. Semula ia mengira, mencium bau bangkai binatang. 

"Saya kira itu bangkai binatang, pas melihat ada rahang dan tengkorang manusia, maka saya bergegas pergi, saat jalan saya kembali berjumpa tulang kaki," Yudi bercerita.

Yudi terkesiap. Ia membatalkan pencarian kayu bakar. Melangkah lebar, berjalan lurus tanpa menolah kiri dan kanan. Sekitar 400 meter bejalan, ia menjumpai tempat pemeliharaan  hewan kurban. Kepada penjaga ia bercerita temuannya itu.

Keesokan harinya, Selasa (18/4/2017), bersama dengan seorang peternak kurban, Yudi melaporkannya  ke Pos Polisi Tiban. Hari itu juga, anggota Polsek Sekupang dan Satreskrim Polresta barelang langsung mendatangi lokasi tersebut.

Ditemukanlah tumpukan kerangka manusia yang sudah dirubungi belatung.  Kerangka ini kemudian diangkut ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri, Nongsa, Batam, untuk diotopsi. Dari sini diketahui, kerangka yang berserak semak belukar Sei Ladi itu berjenis kelamin perempuan.

*****

Kerangka manusia berjenis kelamin perempuan itu menambah data temuan-temuan kematian tak wajar yang belum terungkap di Batam.

Berselang beberapa hari setelah penemuan kerangka itu, polisi menemukan jenazah perempuan di kawasan dekat Perumahan Happy Garden, Lubukbaja, Batam. Tepatnya pada Sabtu (22/4/2017).

Jasad wanita ini ditemukan terbaring miring di antara pohon-pohon pisang tepi jalan. Ia berambut panjang, mengenakan celana panjang dan baju merah. Polisi telah dapat mengindentifikasikan identiasnya. Berinisial A, ia berasal dari Tanjung Uma, Batam.

Polisi hingga kini masih belum mengetahui penyebab tewasnya janda anak satu ini. Saat ini, polisi sedang melakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya. Belum ada keterangan resmi dari kepolisian soal penyebab tewasnya A.

Sebelumnya, ada sejumlah jasad perempuan yang ditemukan di beberapa lokasi. Dari hasil pemeriksaan jenazah, dipastikan mereka adalah korban pembunuhan.

Misalnya, tiga kasus pembunuhan perempuan yang terjadi pada 2015. Diawali dengan kematian Dwiwana Juli Anggi (18), SPG di salah satu swalayan di BCS Mall. Anggi tewas dan ditemukan di Jalan Palapa, Bukit Dangas, Sekupang, pada 24 Juni 2015 pagi lalu.

Hasil autopsi di leher Anggi ditemukan luka senjata tajam. Anggi ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tak ada sehelai benang pun dari bagian perut ke bawah Anggi. Anggi diduga juga diperkosa.

Kemudian, menyusul  tewasnya Tri Chyntia Prasetya, seorang pengantin baru. Wanita berusia 17 tahun itu ditemukan tewas di dalam selokan Hotel Vista Batam, Baloi, Batam, Minggu 8 Agustus 2015. Ia tewas dengan leher digorok. Ia dibunuh dalam kondisi hamil.

Kasus serupa belanjut pada 2016. Dimulai dengan penemuan kerangka perempuan di hutan dekat Dam Duriangkang, Nongsa pada 20 Juli 1016. Belakangan polisi dapat mengungkap identitasnya, yaitu Lia Arzalina. Ia diduga dibunuh dalam kondisi hamil.

Belum lagi kasus pembunuhan Lia terungkap. Polisi kembali menemukan kerangka kerangka manusia  di hutan Sei Temiang, pada 26 Oktober 2016. Hingga kini kasusnya belum terungkap.  Bahkan kerangka berjenis kelamin perempuan yang juga ditemukan oleh pencari kayu bakar ini, hingga kini belum diketahui identitasnya.

***

Belum terungkapnya kasus-kasus pembunuhan perempuan itu, bukan berarti polisi tak bekerja. Bahkan dalam sejumlah kasus pembunuhan perempuan, polisi dapat mengungkap dengan tuntas perkaranya.

Misalnya, kasus pembunuhan Dian Milenia Trisna Afiefa, siswi SMAN 1 Batam yang juga dibunuh dengan kondisi setengah tak berbusana. Dian Milenia, ditemukan tewas di hutan Dam Sei Ladi, Kecamatan Sekupang, pada 27 September 2015.

Dian dibunuh dengan kejam.  Ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan.Di lehernya ditemukan luka sejenis gorokan senjata tajam hingga mencapai ke dagu dan bibir bawah. Di perutnya terdapat luka tusuk, serta di bagian punggung juga luka tusuk tembus hingga ke jantung.

Polisi menangkap pembunuhnya beberapa bulan setelah kematian Dian. Tersangkanya adalah Wardiaman yang ditangkap secara kebetulan saat ia hendak menyetop seorang remaja di tengah jalan. Ia disergap dan hasil penyelidikan hingga tes DNA, Wardiaman diduga sebagai pelaku utama pembunuhan Nia.

Kasus yang terungkap lainnya adalah temuan perempuan yang tewas tergantung di pepohonan di kawasan Batam Kota, Batam, pada Sabtu (17/2/2017). Perempuan itu bernama Umi Kalsum. Polisi menetapkan tersangka pembunuhnya adalah Darwis yang tak lain adalah kekasih gelapnya.

Kendati sudah dijebloskan ke dalam tahanan, Darwis belum mengakui sebagai pelaku pembunuhan Umi Kalsum. Namun polisi mengatakan sudah mengantongi bukti cukup kuat sehingga menetapkan Darwis sebagai tersangka dan menahannya. 

*****

Dua hari setelah penemuan kerangka di Sei Ladi, Polresta Barelang menerbangkan drone untuk memetakan lokasi.

Sementara dari hasil otopsi, polisi sudah memastikan jenis kelamin perempuan. Selain keterangan dokter forensik, juga dikuatkan dengan temuan rambut panjang yang masih tersisa dari kerangka itu. Selain itu ditemukan juga potongan kain menyerupai celana dalam yang terbakar.

Bahkan, hasil pemeriksaan dokter forensik juga ditemukan kerangkan janin bayi. "Diduga korban tengah hamil saat meninggal," kata Kepala Polresta Barelang, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hengki kepada batamnews.co.id.

Selain itu, polisi juga menemukan menemukan berbagai alat bukti. "Ada karung beras dan handuk yang bekas terbakar," Kata Kapolresta Barelang, AKBP Hengki.

Penyidik  kepolisian melakukan berbagai upaya untuk mengungkap kasus pembunuhan ini. Termasuk menerjunkan anjing pelacak dari Detasemen K9 Polda Kepri.

Diharapkan polisi dapat mengungkap berbagai kasus pembunuhan wanita ini terungkap, dan sang durjana perenggut nyawa itu segara ditangkap. ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews