Disanjung Saat Kampanye, Kini Penangkapan Pendiri Wikileaks Jadi Prioritas Trump

Disanjung Saat Kampanye,  Kini Penangkapan Pendiri Wikileaks Jadi Prioritas Trump

Jaksa Agung AS Jeff Sessions (kanan) menegaskan akan mengirim sejumlah orang ke penjara dan memprioritaskan penangkapan pendiri WikiLeaks, Jullian Assange (kiri). (Foto: reuters via bbc.com)

BATAMNEWS.CO.ID, Washington - Jaksa Agung AS, Jeff Sessions, mengatakan bahwa penangkapan pendiri Wikileaks, Julian Assange merupakan 'prioritas' pemerintahan Donald Trump.

Sejak hampir lima tahun lalu, Julian Assange tinggal di kedutaan besar Ekuador di London, setelah mendapatkan suaka politik dari pemerintah negara Amerika Selatan itu.

Ketika ditanya tentang kemungkinan penangkapannya, Sessions mengatakan, "Kami meningkatkan upaya kami dan kalau suatu kasus hukum sudah ditetapkan, kami akan melakukan upaya mengirim orang-orang ke penjara."

Laporan sebelumnya mengisyaratkan bahwa pihak berwenang AS sedang menyiapkan tuntutan hukum.

Wikileaks, yang didirikan oleh Assange, secara rutin membocorkan berbagai informasi rahasia AS yang melibatkan tokoh-tokoh dan lembaga penting.

"Kami memiliki para profesional yang telah berkecimpung dalam urusan keamanan Amerika Serikat selama bertahun-tahun yang terkejut oleh jumlah kebocoran yang beberapa di antaranya cukup serius."

"Jadi ya, (penangkapan Julian Assange) itu prioritas."

Mengutip sumber anonim, Washington Post dan beberapa media AS lainnya melaporkan bahwa jaksa federal telah mempertimbangkan untuk mengajukan tuntutan terhadap Assange dan sejumlah tokoh Wikileaks lainnya.

Namun, terlepas dari tanggapan singkat Sessions, belum ada konfirmasi resmi dari departemen kehakiman AS tentang tuduhan yang akan diajukan.

Langkah untuk mengadili Assange akan merupakan perubahan yang signifikan dari kebijakan sebelumnya di bawah Presiden Barack Obama, ketika departemen kehakiman menyimpulkan bahwa akan sulit untuk mengajukan tuntutan secara hukum.

Trump putar haluan

Yang menarik, dulu Presiden Donald Trump justru memuji Wikileaks atas bocorannya selama kampanye pemilihan presiden, saat mengungkapkan surel seorang asisten Hillary Clinton yang diretas.

Hillary Clinton kemudian menyebut bahwa pembocoran-pembocoran itu adalah salah satu faktor kekalahannya dalam pemilihan presiden

Badan intelijen AS telah menyimpulkan bahwa Rusia berada di balik peretasan itu, dan menggunakan Wikileaks untuk merusak peluang Hillary Clinton dan mendukung Trump dalam pemilihan presiden.

Assange mengatakan pengungkapan surel-surel retasan tersebut tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi pemilihan.

Tapi sekarang, pemerintahan Trump mengubah pandangan tentang aktivitas Wikileaks. Maret lalu, Wikileaks merilis informasi tentang alat peretasan yang disebut digunakan oleh CIA.

Pekan lalu, Direktur CIA Mike Pompeo menggambarkan Wikileaks sebagai dinas inteljen 'yang penuh bermusuhan' yang didukung oleh Rusia, dan Assange disebut sebagai 'manusia licik.'

"Sudah waktunya untuk menyebut WikiLeaks sebagaimana yang sebenarnya - sebuah badan intelijen non-negara yang bermusuhan yang sering didukung oleh aktor-aktor negara seperti Rusia," kata Pompeo.

Departemen Kehakiman telah menyelidiki Assange sejak situsnya memposting ribuan kabel diplomatik yang mempermalukan mereka, yang dicuri oleh seorang tentara Angkatan Darat AS, yang sekarang dikenal sebagai transgender Chelsea Manning.

Assange diberi suaka oleh Ekuador pada bulan Juni 2012 untuk mencegah ekstradisinya ke Swedia atas tuduhan penyerangan seksual - yang dikhawatirkan akan berujung pada ekstradisinya ke Amerika Serikat.

Dia tetap tinggal di kedutaan Ekuador di London, di bawah ancaman polisi Inggris yang menyatakan akan menangkap Assange jika dia meninggalkan gedung tersebut. ***

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews