Korut Tantang Perang Amerika, China Kerahkan 150 Ribu Tentara!

Korut Tantang Perang Amerika, China Kerahkan 150 Ribu Tentara!

Presiden AS Donald Trump (kiri) dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (foto: ist/net)


BATAMNEWS.CO.ID, Pyongyang - Kim Jong-un penguasa Korea Utara (Korut) menantang Amerika Serikat (AS). Dengan bekal senjata nuklir, Kim Jong-un menjanjikan “pukulan paling kejam” jika negeri Donald Trump berani menyerang wilayah Pyongyang walau hanya sejengkal.

Ancaman perang Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK)—nama resmi Korut—terus diumbar dan hari ini menjadi makin keras, setelah AS mengerahkan kapal induk USS Carl Vinson dan armada tempurnya ke dekat perairan Korut di Semenajung Korea.
 
Kementerian Luar Negeri Korut mengutuk pengerahan kapal induk tersebut. ”Ini untuk membuktikan bahwa AS bergerak sembrono untuk menyerang DPRK dan telah mencapai tahap serius,” kata kementerian itu, sebagaimana dilansir kantor berita negara Korut, KCNA.

”DPRK siap untuk bereaksi terhadap modus perang yang diinginkan oleh AS,” lanjut kementerian itu sebagai penegasan bahwa rezim Kim Jong-un sudah siap untuk perang.

”Kami akan membuat AS sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi bencana yang akan diemban oleh tindakan keterlaluan,” imbuh kementerian itu. ”Kami akan mengambil penetralan terberat terhadap provokator untuk membela diri dengan kekuatan yang kuat dari senjata.”

Sebelum retorika berani Korut ini muncul, Presiden Trump sudah memerintahkan penasihat militernya untuk menyiapkan opsi rencana serangan terhadap rezim Pyongyang. Tujuan rencana serangan AS untuk melucuti senjata nuklir Korut yang jadi ancaman bagi warga AS dan sekutu-sekutu Washington.

Penasihat militer Trump, Letnan Jenderal H.R. McMaster, secara resmi mengonfirmasi perintah Trump itu dalam wawancaranya dengan Fox News. “Ini bijaksana untuk melakukannya, bukan?,” ujarnya .

”Presiden sebelumnya dan Presiden Trump sepakat bahwa ini tidak dapat diterima, bahwa apa yang harus terjadi adalah denuklirisasi Semenanjung (Korea),” ujar McMaster.

”Presiden telah meminta (kami) harus siap untuk memberikan berbagai macam pilihan untuk menghapus ancaman (nuklir) itu,” katanya.

China dilaporkan yang disebut telah mengerahkan sekitar 150.000 tentara dan unit medis ke dekat perbatasan Korut. Meski Beijing tidak mengonfirmasi laporan itu, pengerahan ratusan ribu tentara China ini diduga untuk mengantisipasi para pengungsi Korut yang akan melarikan diri jika setiap saat AS meluncurkan serangan pendahuluan atau dikenal sebagai serangan pre-emptive.

Para ahli sudah memperingatkan dampak mengerikan jika perang AS dan Korut benar-benar pecah. Salah satunya, jika rezim Kim Jong-un nekat menembakkan senjata nuklir. Senjata andalan Pyongyang itu dikhawatirkan benar-benar mampu menghantam AS.
 
“Kebanyakan pakar berpikir bahwa apa pun yang terjadi di Korea, jika seseorang menyentuh tombol, pertempuran akan sangat intens tapi singkat dan akan menyebabkan kehancuran besar-besaran,” kata Profesor John Blaxland dari Studi Pusat Pertahanan dan Strategis di Universitas Nasional Australia, seperti dilansir news.com.au.

Dampak mengerikan lainnya, jika perang itu nantinya menyeret negara-negara nuklir lain seperti China dan Rusia. Korea Selatan dan Jepang sudah dipastikan bergabung dengan AS sebagai sekutu mereka.

”(Negara-negara) ini memiliki militer yang paling kuat di dunia tanpa dipertanyakan,” ujar Blaxland.

Dari segi kekuatan personel, AS memiliki personel militer aktif 1,4 juta jiwa dan tentara cadangan 1,1 juta jiwa. Bandingkan dengan Korut yang memiliki 700.000 tentara aktif, namun diduga memiliki pasukan cadangan hingga 4,5 juta jiwa.

Prof Blaxland mengatakan Korea Utara juga telah mengumpulkan sekitar 20.000 roket dan rudal di dekat perbatasan Korea Selatan.

”Korut telah mengumpulkan artileri dan rudal yang berdekatan dengan zona demiliterisasi, dekat Seoul, yang menempatkan dalam kisaran populasi seukuran Australia, itu cukup menakutkan,” ujarnya.

Pasukan AS yang ditempatkan di Korea Selatan, sambung dia, mungkin bisa menembak jatuh sejumlah besar rudal. Tapi, tidak sedikit kemungkinan rudal Korut yang akan lolos.

”Tidak peduli seberapa baik teknologi Anda, jika (rudal) mereka menghantam tanah, akan ada korban massal,” katanya memperingatkan dampak yang mengerikan.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews