Rossi Menolak Julukan Baru Pemberian Lorenzo

 Rossi Menolak Julukan Baru Pemberian Lorenzo

Valentino Rossi. (foto: MotoGP)


BATAMNEWS.CO.ID, Buenos Aires - Valentino Rossi selalu mengaku kesulitan di sepanjang sesi latihan bebas hingga kualifikasi sebuah akhir pekan MotoGP. Tapi The Doctor malah selalu mencapai podium di race sesungguhnya.

Hal itu kembali diulanginya dalam balapan seri kedua musim ini, MotoGP Argentina 2017 di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Senin (10/4) dini hari WIB, yang juga jadi lomba ke-350 kalinya di balap motor GP.

Untuk kedua kalinya, pembalap Italia itu berhasil finis di podium MotoGP 2017 setelah start dari posisi ketujuh di MotoGP Argentina. Sebelumnya pada seri pembuka, Rossi start dari posisi ke-10 dan mampu merebut podium ketiga di MotoGP Qatar.

Tapi kalau boleh sedikit menengok ke belakang. Rossi juga pernah start dari posisi ke-15 dan finis kedua di Phillip Island 2016. Ia juga pernah start dari posisi ke-11 dan berhasil memenangi balapan di Sachsenring 2006 dan Assen 2007.

Pencapaian apik sang pembalap Yamaha itu, sontak mengingatkan pada pernyataan yang dilontarkan Jorge Lorenzo, mantan rekan setimnya yang kini hijrah ke Ducati. Ia menyebut Rossi sebagai "Sunday Rider" (pembalap spesialis hari Minggu), usai kualifikasi di Catalunya pada Juni 2015. “Tidak begitu banyak pole position jika Anda membandingkan dengan berapa banyak jumlah kemenangannya. Dia selalu ada dalam balapan,” beber Lorenzo waktu itu.

Lalu, apa yang membuat Rossi dapat tampil bagus setiap kali balapan di hari Minggu? Ketika ditanya oleh media dalam konferensi pers usai lomba MotoGP Argentina 2017, ia justru menjawab: “Saya sungguh-sungguh tidak tahu.”

“Semua pembalap mampu menekan dari awal. Mereka mampu untuk menjadi kuat dan membuat catatan waktu lap yang hebat. Sekarang MotoGP seperti itu. Pada Jumat, kami di posisi ke-16 dan terpaut 0,9 detik. Saat balapan, saya mampu untuk meningkatkan. Tapi kami harus mencoba dan bekerja agar lebih kuat saat latihan,” kata Rossi lagi seperti dilaporkan Motorsport.

Berkat finis ketiga di Qatar dan podium kedua di Argentina, Rossi naik ke peringkat kedua dengan torehan 36 poin di klasemen sementara pembalap. Apakah ia menyangka dapat menempati peringkat kedua, terutama usai kesulitan yang dialami sepanjang tes pramusim, Rossi mengatakan: “Bagi saya, tes pramusim adalah bencana. Saya sangat sedih. Tapi yang penting adalah Minggu sore, ketika Anda melewati garis finis.”

“Sepanjang karier, saya belajar untuk selalu berkonsentrasi dan tidak pernah menyerah. Banyak hal bisa terjadi. Balapan di Qatar memberikan saya feeling dan dorongan yang baik, karena saya mulai mengetahui motor lebih baik, dan saya juga tahu jika saya kesulitan, saya bisa kompetitif pada Minggu. Itu adalah hasil yang bagus, juga karena saya memiliki poin lebih (pada saat ini) dibandingkan tahun lalu,” tutur The Doctor.

Lalu menghadapi seri ketiga musim ini, MotoGP Amerika Serikat 2017 di Sirkuit Austin, Texas, 23 April mendatang, Rossi tak mematok target muluk-muluk. Boleh jadi, ia menyadari karena dalam empat musim terakhir, sirkuit di Amerika Serikat itu dikuasai oleh juara dunia bertahan Marc Marquez dengan motor Hondanya.

“Austin adalah trek yang saya sukai. Tahun lalu saya sangat kuat. Setelah pemanasan, saya satu-satunya yang memiliki kecepatan untuk tetap dekat dengan Marquez. Tapi sayangnya, saya membuat kesalahan besar dan terjatuh. Jadi, saya ingin mencoba dan membuat balapan yang baik di sana,” tandas pembalap 38 tahun tersebut.

Bagaimana dengan julukan pemberian Lorenzo, Valentino Rossi sang Sunday rider? The Doctor sendiri menjawab dirinya tidak tahu mengapa dia selalu tampil bagus di hari Minggu.

(ind)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews