Inilah Museum Artefak Perairan Pertama di Indonesia

Inilah Museum Artefak Perairan Pertama di Indonesia

Seorang penyelam dekat sebuah meriam kapal VOC yang diperkirakan tenggelam pada abad ke 17 di perairan Mentawai, Sumatera Barat, 13 Februari 2012 lalu. AP/Dita Alangkara

BATAMNEWS.CO.ID - Ingin melihat harta karun yang ditemukan pada kapal-kapal karam di perairan Indonesia? Saat ini sudah didirikan "Marine Heritage Gallery" di Gedung Mina Bahari (GMB) IV Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta.

Sejauh ini diperkirakan ada ratusan kapal tenggelam yang tersebar di sejumlah kawasan perairan seperti di Kepulauan Riau, Selat Karimata, dan Laut Jawa.

Barang-barang berharga yang ditemukan di kapal-kapal karam itulah yang kini dipajang di Galeri.  Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meresmikan galeri ini pada Senin, 13 Maret 2017 lalu.

Di sana dipajang berbagai artifak dari sejumlah kawasan perairan Republik Indonesia yang diambil dari benda muatan kapal tenggelam (BMKT). "Meski museum ini masih kecil hanya satu lantai, saya harapkan suatu saat nanti ada gedung khusus sepuluh lantai untuk museum artefak," kata Menteri Susi.

Menurut Susi, pendirian galeri yang menampilkan harta karun BMKT itu adalah dalam rangka melestarikan kekayaan kelautan yang ada di kawasan perairan Indonesia. Sekaligus memberdayakan visi masa depan bangsa sebagai poros maritim dunia.

Mau tahu isi galerinya?

Arkeolog Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Ira Dillenia mengatakan, artefak BMKT kebanyakan berasal dari Cina. "Koleksi yang paling terkenal pada koleksi di galeri BMKT KKP adalah kargo dari Cina dari abad ke-6 dan 7 yang ditemukan di perairan Bangka Belitung," kata Ira Dillenia.

Berdasarkan pantauan di galeri tersebut, memang banyak ditemukan koleksi barang antik seperti artefak kaca, tembikar, tempayan, teko, guci, cepuk, mangkuk, piring, dan juga vas.

Berbagai koleksi artefak itu diketahui berasal dari barang beragam dinasti Cina seperti Dinasti Tang pada abad ke-9, Dinasti Song pada abad ke-11 dan ke-12, Dinasti Yuan pada abad ke-13 dan ke-14, Dinasti Ming pada abad ke-16, dan Dinasti Qing pada abad ke-17 dan 18.

Menurut Ira Dillenia, banyak ditemukan barang dari Dinasti Cina, antara lain, karena kapal dari negara tirai bambu tersebut adalah yang kerap membawa artefak keramik sebagai kargo yang diproduksi untuk diperdagangkan dengan banyak bangsa.

Sementara pedagang dari negara-negara Barat, seperti Portugis, Spanyol, dan Belanda, biasanya tidak membawa kargo keramik untuk diperdagangkan, tetapi lebih banyak untuk keperluan mereka sehari-hari seperti piring dan gelas untuk makan minum.***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews