BATAMNEWS.CO.ID, Natuna - Bupati Natuna, Hamid Rizal nampak gerah. Tuntutan mahasiswa untuk menagih janji bupati akan beasiswa menurutnya salah dipahami.

"Saat ini untuk S1 saja, dan ini untuk mahasiswa yang berprestasi biar mereka termotivasi," ujar Hamid, saat dijumpai usai berkunjung ke rumah Ketua LAM Natuna, Wan Zawali, Selasa (28/3/2017) sore.

Hamid mengatakan bahwa mahasiswa Natuna khususnya yang kuliah di luar daerah memahami hal ini. "Nggak mungkin lah mahasiswa malas atau yang sering bolos dan kena drop out kami kasih beasiswa," ujar Hamid sambil sedikit tertawa.

Pemerintah Kabupaten Natuna pada tahun anggaran 2017 mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3,2 Milyar untuk dana beasiswa. Dana tersebut dibagi menjadi 2 alokasi yakni anggaran Beasiswa Transisi dan Beasiswa prestasi.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olahraga Kabupaten Natuna Marka DJ mengatakan sebelumnya memang pemberian beasiswa dipukul rata. Namun hal ini ternyata kurang baik dan menyebabkan mahasiswa menjadi manja.

"Sebelumnya kan semua kita kasih, pukul rata. Itu tidak mendidik jadi kita rubah, ini juga sesuai dengan perintah Bupati," ujar Marka.

Ia menjelaskan, beasiswa transisi diperuntukan bagi anak putus sekolah mulai dari SD,SMP hingga SMA. Sementara bantuan beasiswa prestasi dikhususkan bagi mahasiswa Natuna yang memiliki prestasi.

Dalam penerapannya dilapangan, beasiswa transisi yang dialokasikan Rp. 1,7 milyar, diberikan setelah Pemkab mendapatkan data anak putus sekolah dari Pemerintah Kecamatan.

"Jadi tugasnya pihak kecamatan hingga RT lah untuk mendata anak putus sekolah diwilayah mereka, setelah itu baru kita ajukan kepada Badan Pengelola Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD)," ujarnya.

Mengingat Pemkab Natuna telah membebaskan biaya pendidikan, maka pemberian bantuan beasiswa transisi tersebut, dialokasikan sebagai biaya melengkapi kebutuhan sekolah seperti seragam dan buku pelajaran.

"Dalam hal ini kita nanti juga akan melibatkan pihak terkait lainnya, seperti Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) dan kecamatan untuk memfasilitasi anak agar bisa masuk sekolah lagi," tambah Marka.

Sementara itu, untuk beasiswa Prestasi yang dianggarkan sebesar Rp. 1,5 Milyar khusus diberikan kepada mahasiswa Natuna yang sedang menempuh pendidikan diperguruan tinggi, baik di Natuna maupun diluar daerah.

Namun untuk alokasi beasiswa prestasi ini hanya diberikan kepada mahasiswa berprestasi dengan nilai IP untuk pendidikan eksakta, 2,9. Sementara bagi mahasiswa non eksakta nilai IP terendah 3,3.

"Anggarannya sudah ada, cuma saat ini kita masih pada tahap menyelesaikan Perbup dan juknis untuk pencairannya," tambah Marka.

Dalam mekanisme pencairan beasiswa menurut Marka, pihaknya hanya sebagai fasilitasi, dan pencairan dilakukan oleh BPKPAD.

Sementara untuk mendapatkan beasiswa berprestasi, selain memiliki nilai IP sesuai yang ditetapkan, mahasiswa juga harus melampirkan poto kopi KTP, KK, KTM dan Keterangan Hasil Ujian Semester serta proposal.

Dalam hal pengumpulan berkas dan verifikasi, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga akan langsung menjemput ke daerah dimana mahasiswa Natuna mengikuti Kuliah.

"Nanti tim kami akan turun langsung untuk memverifikasi berkas sekalian mengumpulkan proposal, selain itu juga akan langsung ke perguruan tinggi dimana pengaju proposal tercatat sebagai mahasiswa, gunanya untuk mengetahui kebenaran dari berkas yang diajukan," terangnya.

Marka memastikan bahwa beasiswa mahasiswa berprestasi itu akan disalurkan pada tahun ini, sesuai anggaran yang telah disiapkan dalam APBD Natuna 2017.

Sementara itu menjawab adanya perbedaan atas penyaluran beasiswa tahun ini yang hanya diberikan kepada mahasiswa berprestasi, menurut Marka dilakukan guna memotivasi mahasiswa agar lebih serius dalam menuntut ilmu dan meraih nilai yang tinggi.***