Asal Listrik Masuk Kampung Kami, Bayar Tarif Berapa pun Tidak Masalah...

Asal Listrik Masuk Kampung Kami, Bayar Tarif Berapa pun Tidak Masalah...

S Panjaitan, Tanjungbanun, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang. (foto: istimewa)

Sudah puluhan tahun masyarakat Tanjungbanun, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, tidak dialiri listrik. Meski sekarang listrik sudah masuk, masyarakat di sana hanya menikmati penerangan selama lima jam saja.

Seorang warga Tanjungbanun, S Panjaitan mengatakan, warga sangat berharap listrik dari PT Bright PLN Batam masuk ke daerah mereka. Ia menyebut, warga tak peduli dengan tarif yang akan dikenakan. Yang terpenting mereka dapat menikmati hidup layaknya masyarakat di Batam.

"Mau tarif nasional, mau tarif PLN Batam, kami bersedia, asalkan kami bisa nikmati listrik 24 jam," jelas S Panjaitan.

Diceritakan dia, saat ini mereka hanya bisa menikmati listrik mulai dari pukul 18.00 hingga 23.00 WIB. Itu pun dengan daya yang terbatas, satu kepala keluarga hanya dapat asupan 2 amper untuk menerangi rumah mereka.

"Sekarang kami pakai genset bantuan pemerintah, hidupnya cuma lima jam saja. Selebihnya nggak ada listrik lagi," sambung guru SMK Negeri 6 Batam itu.

Dengan durasi lima jam tersebut, tambah Panjaitan, setiap kepala keluarga dikenakan tarif Rp 100 ribu  per bulan. Tarif tersebut untuk biaya pembelian bahan bakar genset, dan perawatan instalasi serta perawatan mesin.

Sementara untuk fasilitas umum, seperti masjid, Poliklinik Desa (Polindes) dan jalan masuk ke perkampungan, suami dari bidan desa di Tanjungbanun itu mengatakan, masyarakat mendapat bantuan solar cell dari PT Bright PLN Batam, awal 2016 silam sebanyak enam unit. Dan akhir 2016 ditambah enam unit lagi.

"Sebelum ada bantuan itu, Polindes hanya melayani warga siang hari saja, karena kalau malam tak bisa ngapa-ngapain. Tapi berkat bantuan PLN Batam, kini Polindes bisa beroperasi 24 jam," jelasnya.

Pelayanan Polindes untuk masyarakat Tanjungbanun sangat diharapkan warga, mengingat jumlah kepala keluarga yang ada di sana sekitar 300-an. "Ya, kita nggak tahu kapan musibah itu datang, kadang malam ada warga yang jatuh, luka dan perlu dijahit. Ada warga yang mau melahirkan. Kalau tak ada lampu, mana bisa dilayani. Istri saya dulu kalau nangani pasien saat malam, harus pakai lampu teplok dan lampu senter yang ditempel dijidat, kalau tak seperti itu, ya tak bisa terlayani," jelasnya.

Pihak Bright PLN Batam, sambung Panjaitan, sudah pernah melakukan survei dan pemetaan lokasi untuk penyambungann kabel listrik dari tiang di jalan Trans Barelang sampai ke Tanjungbanun.

"Tapi sepertinya belum ada tanda-tanda pemasangan, karena memang jarak dari jalan utama itu ke kampung kami sekitar 6 kilometer, butuh sekitar 200 tiang listrik agar kabel sampai ke kampung kami. Hal itu mungkin kendala yang dihadapi PLN Batam, makanya sampai sekarang belum masuk listrik kami," ujar Panjaitan.

Panjaitan menjelaskan, sebenarnya masyarakat Tanjungbanun pun sudah pernah mengajukan pemasangan listrik di setiap kali Musrembang tingkat kelurahan dan kecamatan, namun tetap saja belum berhasil. "Sepertinya sulit betul, karena katanya daerah kami itu masih masuk area kerja PLN Tanjungpinang, jadi urusannya harus ke Tanjungpinang," tutur Panjaitan.

Ia mewakili seluruh masyarakat Tanjungbanun, sangat berharap bantuan dari pemerintah dan Bright PLN Batam untuk terealisasinya penyaluran energi listrik sampai ke perkampungan mereka.

Masyarakat Tanjungbanun tak ingin lagi hidup dalam kegelapan dan ketakutan, takut dengan ancaman kebakaran, yang sangat dekat dengan mereka dan kapan saja dapat menghampiri mereka.

PT Bright PLN Batam merespon keluhan masyarakat Tanjungbanun, Galang masalah penerangan listrik. PLN Batam siap mengaliri listrik ke Tanjungbanun dan sekitarnya, seperti yang saat ini sudah dilakukan perusahaan tersebut di Sembulang maupun Belakangpadang.

"Tapi untuk membangun jaringan itukan ada regulasi yang harus dijalani dan biaya, itu yang harus diperhitungkan, mengingat wilayah Tanjungbanun itu masih termasuk wilayah kerja PLN Persero Riau dan Kepulauan Riau," terang Staf Humas Bright PLN Batam, Suprianto dalam rilis diterima Batamnews.co.id, Rabu (8/3/2017) malam.

Bright PLN Batam akan berkoordinasi dengan PLN Persero tentang rencana pembangunan instalasi tersebut. "Bisa misalnya PLN Persero membangun instalasi distribusi, sedangkan PLN Batam yang mengaliri dayanya dengan membangun jaringan distribusi 20 Kv. Atau dibangun bersama-sama," sambungnya.

"Atau jika tidak ada titik temu nantinya, kita juga bisa menempatkan mesin pembangkit di sana (Tanjungbanun), cuma kembali lagi, bagaimana mesin pembangkit itu bisa beroperasi, kalau PLN Batam tak bisa membeli bahan bakarnya," sebut pria yang akrab disapa Rian ini.

Salah satu alasan Bright PLN Batam mengajukan penyesuaian tarif, dijelaskan Rian ya untuk meningkatkan pelayanan hingga ke daerah-daerah pesisir, yang saat ini belum terjangkau oleh bright PLN Batam.

"Kami komitmen akan mengaliri listrik ke pesisir, asalkan kemampuan kami mencukupi untuk hal itu," tegasnya.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews