Akau Potong Lembu, Tempat Goyang Lidah Ternama Tanjungpinang

Akau Potong Lembu, Tempat Goyang Lidah Ternama Tanjungpinang

GEMERINCING besi beradu mengeluarkan irama dengan ritme tak beraturan berdentang-denting di pojok Jalan Potong Lembu, Kelurahan Kamboja, Tanjungpinang. Laksana jagoan dalam film-film silat dari Hongkong, para koki tak berseragam memainkan alat penggorengannya di atas kompor gas.

Api berwara biru kemerahan bergerak liar menjilat-jilat pantat wajan yang memang sudah gosong. Asap mengepul mencari udara kosong membawa aroma sedap rasa dan menelusup ke dalam hidung setiap orang yang melintas di kawasan ini.

Jika perut keroncongan, tentu selera makan akan menggelegak, lalu mendorong kaki melangkah ke arah meja yang tersusun di sudut Kota Tanjungpinang yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah Kota Tajungpinang.

Di sini tinggal memesan makanan sesuai selera, ada ikan bakar, sotong, hingga nasi goreng. Hari itu, Rabu (22/2/2017), saya merapat ke gerobak dorong milik Awang, 60 tahun, salah satu pedagang makanan di Akau Potong Lembu. Memilih salah satu meja di bawah tenda beratapkan terpal yang tersusun rapi.

"Tempat itu bernama Akau Potong Lembu," kata Afriadi, salah seorang pengunjung, menunjukkan jalan dimana kami mengawali malam itu dengan secangkir kopi dan mie rebus, khas Potong Lembu. Sebenarnya nama itu sudah saya baca dari papan nama yang menuliskannya dengan huruf yang besar-besar.

Awang yang telah didapuk menjadi ketua pedagang di sini menjelaskan bahwa penamaan tempat dagang makanan ini diambil dari nama orang, yaitu Akau. “Akau seorang pedagang berdarah Tionghoa dan pertama kali berjualan di seputaran Pasar Kota Lama Tanjungpinang,” katanya.

Nama Akau sangat terkenal hingga ke semenanjung Kota Gurindam. “Akau dikenal dengan kwetiaunya dan makanan lainnya,” kata Awang. Tak ada yang dapat menepis rasa pengunggah selera masakan Akau. "Maka Akau dikenal dimana mana," kata Awang.

Akau juga ikut pindah ke Jalan Potong Lembu, tatkala pemerintah setempat membetuk pusat dagang makanan pada 1993. “Hingga kemudian ia meninggal, nama Akau melekat di sini,” kata Awang.

Jalan Potong Lembu inipun berasal dari cerita bahwa di sinilah tempat para pedagang daging lembu, bahkan di potong di sini. “Maka disebut Potong Lembu, jadinya tempat Akau jualan sekarang pindah, di Potong Lembu, jadilah Akau Potong Lembu," kata Awang.

Semula, kata Awang, pedagang di sini tak sampai 40 orang."Sekarang ada 96 pedagang, semakin ramai, semakin meriah dan sudah menjadi tradisi," kata Awang. Setiap pedagang membayar Rp15 ribu untuk keperluan listrik dan kebersihan lingkungan akau.

Kini, Akau Potong Lembu tak asing di kalangan masyarakat Tanjungpinang. Bahkan para wisatawan yang datang ke sini, rasanya tidak sah jika belum menggoyang lidahnya mencicipi masakan Akau Potong Lembu.

Akau potong lembu penuh dengan warna masakan, beragam suku ikut berjualan dengan bermacam makanan. Tempat ini buka dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB. Usai jualan, para pedagang kembali mendorong gerobaknya kembali ketempat penyimpanan. Ada yang menyewa ruko untuk menyimpan peralatan dagang.

Pertemuan saya dengan pak Awang begitu singkat, rasa-rasa ingin berbincang lagi sambil menyantap prata isi telur dadar buatannya yang tak kalah enaknya dengan masakan restoran.

Jika anda ingin wisata kuliner, saya jamin Akau Potong Lembu menawarkan daya tarik tersendiri bagi penjelajah selera makan. Jaraknya tidak jauh, hanya 15 menit dari pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang. ***


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews