Kapolri Sebut Kepercayaan Publik ke Polri Terpuruk, Kini Andalkan Polwan

Kapolri Sebut Kepercayaan Publik ke Polri Terpuruk, Kini Andalkan Polwan

Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (foto: ist/net)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengakui kepercayaan masyarakat terhadap Polri saat ini masih sangat rendah. Hal itu jika dibandingkan saat Polri dipisahkan dari ABRI pada tahun 1998-2000.

"Polri masih dihadapkan oleh permasalahan public trust karena dari beberapa survei, Polri public trust-nya masih di bawah," ujar Tito di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Bahkan Tito menjelaskan, kepercayaan publik pada Polri jauh tertinggal dengan lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kurun 16 tahun. "Paling atas itu KPK dari berbagai survei, Polri level yang cukup di bawah," jelasnya.

Tentunya hal tersebut karena disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya pelayanan publik, profesional pelayanan dan pemeliharaan Kamtibnas.

"Masalah kultur negatif juga masih ada seperti koruptif yang permisif, arogansi kewenangan dan kekuasaan," jelas Tito.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepercayaan publik ada beberapa langkah yang wajib dilakukan Polri yaitu perbaikan kinerja dan perbaiki pembangunan kultur humanis atau dekat dengan masyarakat.

"Kita harap semua anggota Polri punya peran, enggak cukup kapolri, kapolda. Satu aja buat masalah dan viral, maka prestasi 429 ribu orang tertutup dengan perbuatan satu anggota yang salah," tuturnya.

Polwan cantik

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menuturkan akan menggunakan polisi wanita (Polwan) untuk meningkatkan kepecayaan masyarakat pada Polri.

"Banyak yang bisa dilakukan Polwan karena banyak kelebihan," tutur Tito.

Menurut Tito, Polwan tidak mudah tergiur dengan tindak pidana korupsi seperti polisi laki-laki (Polki). "Polwan relatif malu-malu kucing tapi mudahan enggak," tuturnya.

Selain itu pendekatan yang digunakan Polwan terhadap masyarakat dalam menegakkan hukum juga berdasarkan psikologis dan menggunakan empati. "Banyak kasus teroris lalu ketika didekati Polwan jadi lebih terbuka," tuturnya.

Tito menambahkan, adapun hal yang bisa dilakukan Polwan dalam mengatasi masalah perempuan dan anak maka dari itu Polri membentuk unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang ada di Polda, Polres dan Polsek.

"Dua polwan di tiap Polsek ditaruh untuk tangani kasus perempuan dan anak. Saya harap bisa jadi motor perbaiki citra Polri. Di mata publik citra polwan lebih baik daripada polisinya. Saya minta Polwan lebih diberdayakan dan diberi kesempatan supaya mereka lebih eksis di masyarakat," tambahnya.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews