Cerita Sukses Bos VietJet, Maskapai dengan Pramugari Berbikini

Cerita Sukses Bos VietJet, Maskapai dengan Pramugari Berbikini

Pramugari maskapai Vietjet. (foto: ist/vietjet.com)

BATAMNEWS.CO.ID, Vietnam - Nguyen Thi Phuong Thao (45) ialah pemimpin maskapai murah asal Vietnam, VietJet. Wanita mungil ini mampu membawa VietJet menjadi maskapai besar melebihi perusahaan penerbangan milik pemerintah Vietnam, Vietnam Airlines, hanya dalam waktu kurang dari lima tahun.

Belum lama ini, VietJet tercatat melakukan aksi korporasi mencengangkan. Mereka memesan 100 pesawat Boeing 737 MAX 200 senilai USD 11,3 miliar atau setara dengan Rp 153 triliun.

Nguyen Thi Phuong Thao.

Dilansir dari CNBC, Kamis (26/5/2016), perjuangan Thao dalam membangun VietJet cukup unik dan diliputi kontroversi. Thao menjelaskan, kunci suksesnya dalam berbisnis ialah dia melakukan penelitian amat dalam di setiap keputusannya.

"Saya menghabiskan waktu 10 tahun untuk meneliti bisnis di industri penerbangan. Menemui pimpinan maskapai-maskapai murah dunia seperti Jetstar, Air Asia, dan Southwest Airlines," ujarnya.

Selain penelitian, menurutnya, kepintaran memilih momentum adalah kunci sukses lain dirinya. Dia menceritakan momentum VietJet adalah pada 2011 di mana saat itu pemerintah Vietnam mulai membuka sektor penerbangan untuk swasta. Di tengah pertumbuhan kelas menengah yang pesat, Thao menilai masyarakat pasti membutuhkan maskapai penerbangan murah.

Thao juga tidak takut dengan sorotan publik dan kontroversi. Di mana, pada 2012, VietJet membuat heboh media dengan menampilkan pelayanan penerbangan dengan pramugari berbikini.

Strategi bikini nyatanya cukup ampuh. Caranya berhasil menaikan pamor VietJet. Meski saat ini, layanan tersebut telah ditiadakan, namun, masyarakat tetap mengingat maskapainya.

"Jika suatu keindahan dapat membantu pelanggan kami senang maka kami akan selalu mencobanya," jelas Thao.

Namun, strategi ini bukan tanpa kritik. Thao disebut mengeksploitasi perempuan. Dia menjawab bahwa di dunia ini juga banyak kontes kecantikan dengan meminta para pesertanya berbikini. Bikini, menurutnya, adalah salah satu media untuk menunjukkan keindahan.

"Kami melakukan ini untuk mendapatkan suatu keindahan sekaligus kebahagian," tuturnya.

Bukan rahasia lagi bahwa Thao mengagumi maskapai pemerintah Dubai, Emirates. Dia menjadikan Emirates pedoman dalam membangun bisnis maskapainya.

"Mereka bervisi global. Emirates adalah maskapai negara kecil namun ingin menguasai dunia," ujar Thao.

Thao berambisi menguasai dunia namun tidak meninggalkan konsep penerbangan murahnya. Dia yakin penerbangan murah tetap dapat memberikan pelayanan kelas atas.

Dia mencontohkan salah satunya soal pelayanan makanan. Makanan di VietJet, untuk penerbangan Ho Chi Minh-Singapura, penumpang dikenakan harga hanya USD 3. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan maskapai lain dengan rute sama yakni sekitar USD 10.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews